Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terlalu Lama Isolasi Diri Bisa Berpengaruh pada Kemampuan Sosial Anak

Kompas.com - 06/04/2020, 16:43 WIB
Dian Reinis Kumampung,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber Healthline

Tetapi untuk anak-anak yang berusia lebih besar dan remaja, itu menjadi lebih rumit. Khususnya jika jarak sosial ini berlangsung semakin lama.

Seperti apa perkembangan sosial yang sehat?

“Di akhir masa kanak-kanak dan remaja, anak-anak mulai menciptakan dunianya sendiri,” Learmonth menjelaskan.

“Persahabatan menjadi lebih kompleks dan lebih banyak tentang kepentingan bersama. Di sinilah anak-anak mencoba menjalani persahabatan seperti orang dewasa,” imbuhnya.

Di antara keterampilan hubungan itu, Learmonth mengatakan anak-anak di akhir masa kanak-kanak dan remaja sedang belajar, bagaimana menemukan dan memberikan dukungan kepada teman-teman mereka, mengembangkan keterampilan untuk membangun kepercayaan dan menghadapi pengkhianatan.

Ini juga merupakan saat ketika mereka biasanya mencari tahu bagaimana membentuk persahabatan dengan akar yang lebih dalam dari sekadar kedekatan dan bermain.

Baca juga: Orangtua Harus Tahu, Ini Efek Buruk Gadget pada Tumbuh Kembang Anak

"Mereka melakukan ini dengan bereksperimen. Mereka sedang dalam proses mencari tahu siapa mereka dan apa yang mereka inginkan dari teman-teman mereka,” kata Learmonth.

“Inilah sebabnya, mengapa persahabatan di sekolah menengah khususnya bisa rapuh dan sebagian besar anak-anak yang menjalani isolasi akan merasa patah hati,” imbuhnya.

Sementara tahun-tahun itu, dan persahabatan-persahabatan tersebut, mungkin sulit dinavigasi, tapi itu penting bagi mereka untuk menjadi batu loncatan menuju hubungan orang dewasa yang sehat di kemudian hari.

Jenis pertemanan ini jauh lebih sulit untuk dilakukan di atas layar, atau sambil menjaga jarak 1,8 meter.

Jika jarak sosial dilakukan dalam jangka pendek

Jika jarak sosial hanya berlangsung beberapa bulan, sebagian besar ahli sepakat anak-anak akan bangkit kembali dengan baik.

"Generasi remaja ini telah hampir bersosialisasi dengan teman-teman mereka sepanjang hidup mereka," kata psikolog perkembangan dan pelatih keluarga Cameron Caswell, PhD.

"Mereka terbiasa terhubung melalui perangkat mereka dan online, sehingga jarak sosial kemungkinan akan lebih mudah bagi mereka daripada kita semua,” imbuhnya.

Baca juga: 5 Perilaku Remaja yang Harus Diperhatikan Orangtua

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com