KOMPAS.com - Mematai-matai alias stalking mantan atau dikenal juga dengan istilah kepo melalui media sosial seringkali kita lakukan, terutama saat baru saja putus cinta.
Alih-alih membuat perasaan menjadi lega, kegiatan stalking mantan justru dapat memperburuk suasana hati karena merugikan diri sendiri.
Bagi sebagian orang, putus cinta memang sungguh menyakitkan. Setelah putus cinta, kita berharap bisa menjalani hidup seperti biasa lagi tanpa harus memikirkan mantan kekasih. Sayangnya, move on setelah putus cinta tak semudah kelihatannya.
Akhirnya, banyak yang tidak bisa menahan godaan untuk kepo atau stalking mantan. Nah, bagi yang masih asyik stalking mantan kekasih, sebaiknya mulai hentikan kebiasaan tersebut.
Pasalnya, ada berbagai bahaya psikologis yang mengintai akibat keseringan stalking mantan terus menerus melalui media sosial. Apa saja efek buruknya?
1. Lebih susah move on
Kecenderungan untuk mematai-matai mantan kekasih melalui media sosial memang kerap muncul setelah putus cinta.
Setiap kali membuka media sosial, baik itu Instagram, Twitter, dan Facebook, hal pertama kali yang mungkin Anda lakukan adalah melihat akun mantan.
Hal ini dilakukan hanya untuk mengetahui kabar atau keadaan Si Dia sekarang atau sekadar melihat wajah mantan karena rindu. Padahal kebiasaan ini sungguh sangat tidak sehat.
Menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Cyberpsychology and Behavior bahwa sering stalking mantan, termasuk terus memantau foto atau status terbarunya, justru membuat jadi susah move on.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.