KOMPAS.com - Pandemi virus corona memicu ketakutan global yang begitu kuat, sehingga sesuatu yang sederhana seperti belanja bahan makanan di toko pun terasa seperti sesuatu yang amat berisiko mengancam jiwa.
Banyak orang mengira mereka mengalami gejala Covid-19, padahal sebenarnya tidak.
Aya Anan yang saat ini bekerja di American International School di Jeddah menjelaskan bagaimana efek pikiran pada tubuh dalam kondisi ketakutan.
Baca juga: Ketakutan Menyebar Lebih Cepat daripada Coronavirus
“Menurut saya, cara terbaik untuk melihat hubungan antara kesehatan mental dan fisik adalah sebagai ekosistem."
"Daripada fokus pada satu elemen saja, kita harus merawatnya secara keseluruhan karena semua elemen yang berbeda saling mengikat satu sama lain."
"Perubahan kecil dapat menyebabkan efek yang dapat berdampak pada lingkungan secara keseluruhan,” kata dia.
Dalam psikologi, katanya, stres dapat didefinisikan sebagai perasaan ketegangan dan tekanan emosional.
Ini memengaruhi cara seseorang berpikir, merasakan, bertindak, dan berhubungan dengan orang lain - dan itu menghasilkan segudang efek negatif pada kesehatan.
Baca juga: Bisakah Virus Corona Bertahan di Rambut Manusia?
“Kebanyakan orang merasakan peningkatan detak jantung, sementara beberapa lainnya merasakan sesak di perut."
"Penelitian telah menunjukkan, pencernaan terhambat pada saat-saat stres, yang dapat mempengaruhi kesehatan sistem pencernaan,” kata dia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.