Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Topi China Kuno sejak Dulu Dirancang untuk Jarak Sosial, Benarkah?

Kompas.com, 25 Mei 2020, 11:25 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

KOMPAS.com - Bulan lalu, ketika anak-anak di China mulai kembali ke sekolah setelah penutupan panjang akibat pandemi Covid-19, topi kuno dari Dinasti Song kembali menjadi mode.

Di sebuah sekolah dasar di Hangzhou -misalnya, murid mengenakan tutup kepala buatan tangan berbahan kertas, balon, dan kerajinan lainnya, dengan ornamen memanjang yang membentang hingga satu meter.

Topi eksentrik ini memang dimaksudkan untuk membantu mereka menyesuaikan diri dengan kebiasaan jarak sosial.

Baca juga: Bermain bagi Anak di Rumah pada Masa Pandemi Covid-19

Seperti dikutip dari South China Morning Post, mereka meniru model topi yang pernah dikenakan oleh pejabat China di masa lalu.

Foto-foto para siswa dengan gaya topi kuno ini lantas beredar di internet, dan begitu pula dengan legenda populer di belakangnya.

Disebutkan, di masa itu, topi-topi tersebut memang dirancang untuk menjauhkan para pejabat satu sama lain, sehingga mereka tidak dapat saling berbisik, dan kongkalikong satu sama lain.

Namun, menurut seorang sarjana sejarah seni dan studi Asia, fungsi "jarak sosial" dari topi China sesungguhnya berakar pada "spekulasi yang tidak berdasar."

Jin Xu, yang kini menjadi asisten profesor di Vassar College, menulis, "Cendekiawan modern melacak asal-usul rumor itu dari peninggalan seorang cendekiawan China abad ke-13."

Terungkap, headwear tersebut aslinya terbuat dari kain hitam dan disebut futou, atau lebih khusus zhanjiao futouzhanjiao yang berarti "merentangkan kaki atau sayap."

Baca juga: Cara Teraman untuk Bersosialisasi Selama Pandemi Covid-19

Futou awal adalah kain sederhana yang dililitkan di kepala, dan pemakainya akhirnya melapisinya dengan kayu, sutra, rumput, atau kulit.

Demikian penjelasan Mei Hua dalam artikel di Chinese Clothing.

Disebutkan, pada masa Dinasti Tang (618-907), futou secara bertahap menjadi penampilan topi yang terstruktur, dan para pejabat mulai mengadopsi dengan menambahkan dua sayap panjang yang terbuat dari pita yang kaku.

Selanjutnya, Futou menjadi aksesori umum selama Dinasti Song (960-1279), meskipun kebanyakan dari mereka memiliki ekstensi yang kurang rumit — yakni lebih banyak kaki daripada sayap.

Kemudian, orang-orang dari semua kelas mengenakan topi ini, dan ada lima gaya yang dikenakan individu, sesuai dengan status mereka atau untuk berbagai kesempatan.

Penjelasan ini dituturkan Liu Fusheng dalam A Social History of Medieval China.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau