BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Beswan Djarum

Bagian Penting Saat Berkomunikasi Virtual, Salah Satunya Selalu Tatap Kamera!

Kompas.com, 22 Juni 2020, 18:09 WIB
Alek Kurniawan,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Adaptasi jadi kunci dalam beraktivitas di masa pandemi. Pasalnya, ada beberapa kegiatan tidak bisa dilakukan secara normal karena berbenturan dengan protokol kesehatan yang diterapkan.

Baik itu kegiatan belajar-mengajar di sekolah, beribadah, serta bekerja disarankan untuk dilakukan di rumah masing-masing.

Akibat kebijakan tersebut, banyak orang mulai mencoba untuk lebih sering melakukan komunikasi secara virtual.

Baca juga: Ini Tips Rosianna Silalahi dalam Membangun Kepercayaan Saat Berkomunikasi Virtual

Namun, ternyata tantangan yang dihadapi cukup sulit. Sebab, dalam komunikasi virtual seakan-akan pembicara bertutur dengan benda mati seperti laptop atau komputer.

Akibatnya, tak jarang banyak pembicara jadi kurang percaya diri, terbata-bata saat presentasi, serta hilang fokus karena tidak bisa melihat audiens secara langsung.

Hal tersebut diakui oleh Pemimpin Redaksi Kompas TV Rosianna Silalahi sebagai tantangan era new normal.

Menatap kamera sebagai kontak mata

Perempuan yang akrab disapa Rosi ini mengatakan, sekilas komunikasi secara langsung memang tampak tidak ada beda dengan komunikasi virtual.

“Namun, ternyata tidak sepenuhnya sama. Ada beberapa hal yang harus kita lakukan dalam berkomunikasi secara virtual, yakni selalu jaga eye contact atau kontak mata,” jelas Rosi saat memberikan pelatihan soft skills online dalam Leadership Development Series, Jumat (12/6/2020).

Bedanya, lanjut Rosi, mata lawan bicara saat berkomunikasi virtual adalah kamera laptop atau ponsel.

“Ketika berbicara, lihat kamera bukan layar. Kamera saat komunikasi virtual adalah audiens Anda, bicaralah pada mereka. Dengan melihat kamera, berarti Anda menghormati audiens,” ujar Rosi pada kelas yang bertema “Berkomunikasi di New Normal: Building Trust in Virtual Communication” itu.

Rosianna Silalahi berfoto bersama para Beswan Djarum saat memberikan pelatihan soft skills online dalam Leadership Development Series, Jumat (12/6/2020).DOK. DJARUM FOUNDATION Rosianna Silalahi berfoto bersama para Beswan Djarum saat memberikan pelatihan soft skills online dalam Leadership Development Series, Jumat (12/6/2020).

Artikulasi dan tempo bicara

Selain melihat kamera saat berbicara, Anda juga sebaiknya sudah melatih bagaimana berbicara dengan baik dan benar. Misalnya, dengan mengatur artikulasi dan tempo bicara agar mudah dipahami audiens.

Untuk tempo bicara, pastikan tidak terlalu lambat atau terlalu cepat. Kemudian, artikulasi bicara juga harus jelas.

“Kedua hal ini penting untuk diperhatikan karena dalam berkomunikasi virtual kita harus memahami bahwa terkadang ada buffer atau lag yang membuat gerak bibir di layar berbeda dengan apa yang kita ucapkan,” terang perempuan yang mengambil Jurusan Sastra Jepang saat menempuh pendidikan S1 tersebut.

Suara saat berbicara, tambahnya, juga jadi peran vital. Ia menyarankan untuk berbicara dengan jelas dan dengan volume yang sedang. Sebab, jika Anda berbisik-bisik atau bahkan berbicara sangat keras, hal ini akan mengganggu audiens untuk memahami pembicaraan Anda.

Baca juga: Pandemi Belum Usai, Bagaimana Berkomunikasi di Era New Normal?

Gestur tubuh

Selanjutnya, gestur tubuh. Menurut Rosi, saat berkomunikasi secara virtual hindari untuk sering banyak bergerak.

“Pada prinsipnya sama dengan berkomunikasi secara langsung, Anda boleh menggerakkan tangan saat berbicara, tapi jangan terlalu sering. Pasalnya, ini bisa mengganggu visual diri Anda di kamera,” jelas Rosi.

Selain itu, Anda juga bisa menjalankan waktu break atau istirahat sejenak. Kesempatan ini sejatinya bisa digunakan untuk Anda menghela napas sejenak sambil memberikan audiens waktu untuk bertanya.

Ketika lawan bicara atau audiens sedang berbicara, jangan lupa untuk mengaktifkan mode mute pada komputer Anda. Fungsinya adalah untuk menjaga kualitas suara dari orang yang sedang berbicara.

Pada kelas yang diikuti ratusan Beswan Djarum (sebutan bagi para penerima program Djarum Beasiswa Plus dari Djarum Foundation) angkatan 2019/2020 ini, Rosi juga memberikan kesempatan untuk berdiskusi.

Mahasiswa asal Kendari, Sulawesi Tenggara, Muhammad Noor Alim berdiskusi dengan Rosianna Silalahi pada pelatihan soft skills online dalam Leadership Development Series, Jumat (12/6/2020).DOK. DJARUM FOUNDATION Mahasiswa asal Kendari, Sulawesi Tenggara, Muhammad Noor Alim berdiskusi dengan Rosianna Silalahi pada pelatihan soft skills online dalam Leadership Development Series, Jumat (12/6/2020).

Momen ini pun jadi kesempatan mahasiswa asal Kendari, Sulawesi Tenggara, Muhammad Noor Alim untuk bertanya.

“Saat presentasi, saya sedikit bermasalah dengan vokal, yaitu cadel. Bagaimana caranya agar saya tetap percaya diri, ya?” tanya Muhammad kepada Rosi.

Rosi yang memiliki segudang pengalaman di bidang komunikasi pun menyarankan Muhammad untuk melafalkan huruf A, I, U, E, dan O sebelum berbicara di depan umum.

“Harus rileks, ucapkan dengan lantang sambil membuka mulut mengikuti huruf yang disebut. Saat berbicara, panjangkan lidah. Jangan terlalu sering berpikir kalau Anda jelek jika berbicara. Harus yakin dan banyak belajar,” saran Rosi.

Dengan demikian, menurut Rosi, komunikasi virtual tidak lagi menjadi tantangan, melainkan peluang untuk bisa dimanfaatkan meraih impian.


Terkini Lainnya
Sering Disepelekan, Mengapa Kesehatan Tulang Perlu Dijaga?
Sering Disepelekan, Mengapa Kesehatan Tulang Perlu Dijaga?
Wellness
4 Cara Sederhana Menjaga Kesehatan Tulang Menurut Dokter Ortopedi
4 Cara Sederhana Menjaga Kesehatan Tulang Menurut Dokter Ortopedi
Wellness
Ketahui, Dampak Karang Gigi Jika Diabaikan
Ketahui, Dampak Karang Gigi Jika Diabaikan
Wellness
Tak Ambisi Kurus, Rosa Sukses Turun Berat Badan dengan Gaya Hidup Sehat
Tak Ambisi Kurus, Rosa Sukses Turun Berat Badan dengan Gaya Hidup Sehat
Wellness
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Responsif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Responsif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
Komentar di Artikel Lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau