3. Sering buang air kecil di malam hari
"Alkohol bersifat diuretik, yang berarti meningkatkan buang air kecil lebih dari konsumsi cairan non-alkohol dalam jumlah sama," kata Heinzerling.
Sebab, alkohol menekan vasopresin, hormon yang mengatur jumlah air yang diserap oleh ginjal.
Tanpa kadar hormon yang tepat, ginjal kita menyimpan lebih sedikit air dan memasukkan lebih banyak air ke dalam kandung kemih untuk buang air kecil.
Sebuah studi kecil 2010 yang diterbitkan dalam jurnal Alcohol and Alcoholism meneliti efek diuretik dari satu liter bir pada 12 pria.
Para peneliti menemukan, pengeluaran urin meningkat dari 2 persen menjadi 4 persen dibandingkan dengan saat mereka mengonsumsi minuman non-alkohol.
Baca juga: 10 Selebriti Hollywood yang Tak Minum Alkohol
4. Memperburuk masalah pernapasan
Alkohol menekan sistem saraf pusat dan memperlambat detak jantung serta sistem pernapasan kita, yang membuat kita lebih sulit bernapas.
Ketika alkohol diminum dengan obat penenang lain, seperti obat tidur, kombinasi ini bisa berakibat fatal.
Alkohol juga membuat otot-otot pernapasan kita rileks, yang memperburuk masalah pernapasan bagi seseorang dengan sleep apnea, serta menimbulkan gejala sleep apnea seperti mendengkur.
Sleep apnea, kondisi di mana kita berhenti bernapas untuk sementara waktu, adalah gangguan besar dalam kualitas tidur, bahkan jika kita tidak ingat kapan kita bangun, kata Heinzenberg.
"Napas terhambat karena saluran udara dalam kondisi rileks," kata Heinzenberg.
"Dan obat penenang, terutama alkohol, bahkan pada seseorang tanpa sleep apnea, mengurangi refleks untuk menjaga jalan napas tetap terbuka."
Baca juga: Alkohol 2 Gelas Sehari Menyehatkan Ternyata Cuma Mitos
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.