KOMPAS.com - Gangguan kepribadian narsistik memiliki ciri utama penderitanya menganggap dirinya jauh lebih penting dibanding orang lain dan juga haus pujian.
Dalam banyak hal sikap orang dengan kepribadian ini sangat mirip dengan anak-anak. Misalnya saja selalu memanfaatkan bantuan orang lain untuk mendapatkan keinginannya serta tak punya kemampuan menyadari perasaan orang lain.
"Seperti anak-anak, orang dewasa yang narsistik sering membelokkan kenyataan. Mereka percaya bahwa apa pun yang mereka katakan pada saat itu adalah fakta, walau seringkali kebalikannya," kata psikoterapis Dr.Dan Neuhart Ph.D.
Namun, tidak seperti anak-anak yang innocent, orang narsistik sering kali tidak konsisten dan perilaku manipulasi yang dilakukannya berpengaruh besar bagi sekitarnya.
Mereka tidak bisa bertanggung jawab seperti halnya orang dewasa.
Baca juga: Gampang Tersinggung, Ciri Orang yang Merasa Insecure
Ketika narsistik merasa dipermalukan, diremehkan, atau inferior, mereka biasanya akan berperilaku seperti anak umur dua tahun yang mudah ngambek jika keinginannya tak dipenuhi atau menyalahkan orang lain.
"Kemunduran perilaku pada narsistik itu tidak mengejutkan. Gangguan kepribadian narsistik biasanya terjadi karena trauma awal atau pengaruh keluarga sehingga perkembangan emosionalnya seperti berhenti di usia balita," kata Neuhart.
Respon kekanak-kanakan yang dimiliki orang narsistik di antaranya adalah gemar menyalahkan orang lain, selalu mencari alasan, berpura-pura, haus pujian, menyerang, hingga menganggap dirinya korban.
Baca juga: Coba Simak, 9 Teknik Cerdik Kendalikan Rasa Marah
Dalam menghadapi orang narsistik, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan:
- Beri pilihan
Saat kita mengajak anak ke restoran yang ramai dan waktu kita sedikit, kita tentu ingin menghemat waktu dengan memberi dua pilihan padanya. Hal yang sama bisa kita terapkan, yakni memberi pilihan pada orang narsistik sehingga mereka merasa punya kendali.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.