Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/07/2020, 14:35 WIB
Reni Susanti,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

BANDUNG – Bisnis di sektor olahraga tidak cuma sebatas pertandingan. Ada banyak potensi bisnis yang bisa digali dari sektor ini.

“Mulai dari atlet, merchandise, makanan, berbagai konten menarik, transportasi, hospitallity.”

Hal itu disampaikan Wakil Dekan Bidang Sumber Daya Sekolah Bisnis Manajemen (SBM ITB), Reza Nasution dalam webinarnya, Senin (27/7/2020).

Reza mengungkapkan, olahraga membutuhkan aktivitas manajemen. Kalau tidak dikelola dengan baik, potensinya sulit diraih.

Baca juga: Dalam Sebulan, Bisnis Fesyen Anak Ahok Balik Modal, Apa Rahasianya?

Keynote speaker webinar tersebut, Helmi Yahya mengatakan, ada tiga hal bagaimana olahraga bisa menjadi industri.

Pertama, pertandingan harus sangat menarik. Kedua, untuk membuat pertandingan menarik dibutuhkan pemain hebat.

Ketiga, para pemain dan petarung hebat harus diberikan gaji tinggi yang didapat dari revenue.

Misalnya Michael Jordan yang menjadi ikon atlet basket kulit hitam di dunia.

Setiap pertandingannya menghasilkan revenue besar dari tiket, sponsor, dan merchandise.

“Produk nempel, iklan nempel. Seperti sekarang Korea Selatan menciptakan (artis) K-Pop dan drakor. Sehingga gadget, kosmetik, dan lainnya masuk ke sana,” tutur Helmi.

Dalam dunia sepakbola, Indonesia bisa belajar dari Liga Inggris.

Belasan tahun lalu, TV rate Liga Inggris di bawah Liga Italia. Namun kini, rating Liga Inggris sama dengan gabungan Liga Spanyol, Italia, Perancis, dan Champion.

Baca juga: 10 Tahun Perjalanan Cotton Ink, Berawal dari Facebook dan Modal Minim

“Kenapa jadi mahal dan banyak ditonton? Pemain dan pelatih terbaik ada di sini, mampu bayar, karena penghasilannya tertinggi di dunia nomor empat,” ungkap dia.

Penghasilan terbesar mereka dari TVR -peringkat televisi, yakni ukuran audiens, mewakili persentase populasi dasar yang menonton sebuah program.

Selama ini, penonton terbanyak televisi ada di Asia. Dan, Liga Inggris menyadari hal tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com