Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Mengolah Daging Sapi Secara Sehat Saat Idul Adha?

Kompas.com, 30 Juli 2020, 19:07 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Saat Idul Adha, banyak orang menyantap berbagai hidangan daging, terutama daging sapi dan kambing. Namun, mengonsumsi daging sapi dapat menyebabkan masalah pada kesehatan jika daging tersebut tidak diolah dengan baik.

Daging sapi yang tidak dimasak dengan benar akan mengundang penyakit karena adanya bakteri. Mengonsumsi daging sapi yang tercemar bakteri  dapat berdampak buruk pada kesehatan. Lantas, bagaimana mengolah daging sapi yang sehat?

Daging sapi umumnya disajikan dalam berbagai masakan, seperti sate, gulai, oseng, rendang, soto, sup, dan lainnya. Daging sapi terdiri dari protein dan jumlah lemak yang bervariasi. Berikut kandungan nutrisi yang terkandung dalam seporsi daging sapi (setara dengan 85 gram atau sepotong steak):

  • 179 kalori
  • 7,9 gr lemak
  • 3,0 gr lemak jenuh
  • 73,1 mg kolesterol
  • 2,9 mg zat besi
  • 25 gr protein

Selain itu, daging sapi juga mengandung beberapa vitamin dan mineral, seperti:

  • Vitamin B12 yang penting untuk pembentukan darah dan sistem saraf
  • Seng yang baik untuk pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh
  • Selenium yang dapat membantu berbagai fungsi tubuh
  • Niasin atau vitamin B3 yang dapat menurunkan risiko penyakit jantung
  • Vitamin B6 yang penting untuk pembentukan darah dan metabolisme energi
  • Fosfor yang berfungsi untuk pemeliharaan tubuh

Banyaknya kandungan nutrisi dalam daging sapi yang bermanfaat bagi tubuh bisa kita dapatkan jika kita mengolahnya dengan baik, dan tidak mengonsumsinya secara berlebihan.

Baca juga: Potongan Daging Sapi Mana yang Paling Sehat dan Lemaknya Sedikit?

Cara mengolah daging sapi yang sehat

Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk mengolah daging sapi agar terjaga kesehatannya sekaligus lezat. Menurut Medical Editor dari SehatQ, dr. Karlina Lestari, berikut beberapa cara yang harus kita lakukan untuk mengolah daging sapi dengan baik:

  • Pilih daging sapi yang segar. Maksud segar di sini, yaitu tidak berbau amis, tidak berlendir, dan tidak berwarna coklat tua.
  • Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun sebelum mengolah daging. Ini dapat membantu menghilangkan kuman dari tangan agar tidak menempel pada daging.
  • Pisahkan talenan untuk daging dan sayuran agar tidak ada kontaminasi bakteri.
  • Cuci daging sapi menggunakan air sampai bersih. Ini dilakukan agar bakteri atau parasit yang menempel dalam daging sapi hilang.
  • Pastikan memasak daging hingga matang. Jika tidak matang atau undercook, ada kemungkinan daging tersebut masih mengandung bakteri seperti E.Coli atau parasit seperti toksoplasma.
  • Jangan memasak daging sapi terlalu matang atau kehitaman karena sedikit gosong. Hal tersebut dapat menimbulkan karsinogenik atau zat pemicu kanker.
  • Jangan menambahkan banyak garam karena dapat memicu tekanan darah tinggi dan gangguan ginjal.
  • Jika Anda merupakan penderita asam lambung, jangan menambahkan banyak bumbu pedas seperti cabe pada masakan karena dapat meningkatkan asam lambung.
  • Jangan menggunakan santan berlebih untuk mencegah kolesterol naik.
  • Sisa daging yang belum dimasak, dapat disimpan di freezer dengan suhu sekitar -15 derajat Celsius.
  • Jangan taruh daging pada suhu ruangan selama lebih dari 2 jam karena dapat berisiko adanya kontaminasi bakteri.
  • Jika merendam daging, taruhlah juga dalam kulkas. Jangan menaruh rendaman daging di suhu ruangan karena akan mudah terkontaminasi bakteri. Kontaminasi bakteri dapat menyebabkan keracunan makanan dengan gejala, seperti, mual, muntah, diare, demam, kram, dan nyeri perut.

Mengenai banyaknya daging sapi yang baik untuk dikonsumsi, dr. Karlina menambahkan bahwa daging sapi dapat dikonsumsi sebanyak 2-3 kali dalam seminggu.

Banyaknya daging sapi yang aman dikonsumsi, yaitu sekitar 50-100 gram per hari. dr. Karlina juga menghimbau untuk menghindari konsumsi jeroan karena dapat menyebabkan kolesterol tinggi hingga memicu penyakit jantung koroner.

Tidak adanya kandungan serat dalam daging sapi, membuat konsumsi makanan ini harus dibarengi dengan asupan serat lainnya.

“Walau Idul Adha identik dengan makan daging, namun tetap harus mengonsumsi sayur dan buah untuk mencukupi kebutuhan serat. Selain itu, jangan lupa pula minum air putih 2 liter per hari.” ujar dr. Karlina.

Sop daging sapi menjadi pilihan terbaik dalam mengolah daging sapi secara sehat, karena bukan hanya mengonsumsi daging, kita juga dapat mengonsumsi sayuran.

Ikuti tips mengolah daging sapi dengan baik di atas, agar daging yang Anda konsumsi terjamin kesehatannya.

Anda akan terhindar dari masalah kesehatan, terutama masalah pencernaan ketika daging sapi diolah dengan baik. Kandungan nutrisi dalam daging sapi pun bisa Anda dapatkan secara optimal.

Baca juga: Tips Mengenali Daging Sapi Asli dan Segar

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau