Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Langkah yang Perlu Dilakukan Agar Gaya Hidupmu Tidak Konsumtif

Kompas.com, 8 Oktober 2020, 06:06 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Wisnubrata

Tim Redaksi

4. Beralih menggunakan bahan yang berkelanjutan

Wol merino adalah bahan pakaian dengan teknologi alami yang elastis, anti-mikroba, anti-air, dan dapat menyerap air atau keringat. Bahan yang diproduksi untuk bertahan lama ini juga sangat ringan dan hangat.

Nilai plusnya, wol merino didapatkan dengan mencukur bulu domba merino, jadi bebas dari kekejaman dan benar-benar bermanfaat bagi hewan tersebut.

Selain itu beberapa produk juga mulai mencari alternatif bahan yang lebih ramah lingkungan, seperti serat bambu, rami dan lainnya.

Baca juga: Mengenal Slow Fashion, Mode Berkelanjutan demi Kelestarian Bumi

5. Menyewa pakaian

Menyewa pakaian adalah cara yang tepat jika kita merasa tidak bakal sering memakainya. Menyewa pakaian formal  atau pakaian adat telah lama menjadi praktik yang diterima secara sosial.

Perusahaan seperti Higher Studio, HURR, By Rotation, dan The Nu Wardrobe memungkinkan pelanggan untuk menyewa barang-barang yang merekaperlukan dan menukarnya secara teratur.

Ini akan membuat lemari pakaian kita tetap rapi dan mencegah kita membeli barang tidak bermanfaat.

6. Batasi kebiasaan membeli sneaker

Jangan membeli sepatu sneaker hanya karena ingin terlihat gaul dan sebatas mau pamer saja. Hal itu bisa membuat kita mudah bosan yang akhirnya bakal konsumtif lagi buat terus membeli.

Tidak ada salahnya menjadi pecinta sneaker, tapi tetaplah bijaksana. Batasi pembelian sneaker atau mencari brand yang punya program menarik tentang produk sneaker daur ulang.

Baca juga: 4 Tips Menahan Dorongan Belanja Impulsif

7. Pikir dulu sebelum membeli baju

Sama dengan kebiasaan membeli sneaker, kita mesti memikirkan dulu kebutuhan dan manfaat apa yang didapatkan sebelum membeli baju baru. 

8. Membeli produk dari bahan daur ulang

Semakin banyak merek yang menggunakan kembali bahan-bahan daur ulang dan sangat menarik untuk melihat apa yang bisa mereka lakukan. Adidas telah melakukannya dengan lini sepatu Parley yang terbuat dari limbah plastik.

Brand ini berkomitmen untuk hanya menggunakan plastik daur ulang pada tahun 2024. Sneaker Futurecraft mereka juga terbuat dari bahan daur ulang dan kita dapat mengembalikannya ke Adidas agar bisa dibuat menjadi sneaker lain.

Baca juga: Melihat Sepatu Daur Ulang Adidas Generasi Kedua

9. Jangan membeli barang selama satu tahun

Jika siap untuk melakukan sesuatu yang ekstrim, berkomitmenlah untuk tidak membeli pakaian atau sepatu baru selama setahun penuh.

Melakukan hal ini akan memberi kita waktu untuk menikmati apa yang kita miliki sekarang dan mempertimbangkan kembali kebutuhan.

Baca juga: Tak Bisa Tahan Godaan Belanja? Waspada Gangguan Kejiwaan

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau