Editor
Padahal, idealnya kita juga menerapkannya di waktu-waktu lainnya.
"Jika kita berlatih relaksasi ketika tenang, kita akan mendapatkan hasil yang lebih baik dan lebih bisa bertransisi ke relaksasi secara lebih baik," ucap Dr. Albers.
Baca juga: Rutinitas Pereda Stres di Pagi Hari, Cuma 10 Menit, Coba Yuk...
3. Mengelola napas
Sejumlah penelitian mengungkapkan, kita bis menurunkan denyut jantung dengan mengelola napas dan masuk ke mode relaksasi.
Ia menyarankan teknik squeegee. Squeege sendiri merupakan alat pembersih dengan ujung karet, yang biasa digunakan untuk membersihkan air atau cairan lainnya pada permukaan datar.
Cara melakukn teknik tersebut adalah:
4. Keluar dari kepala dan masuk ke tubuh
Mengubah sensasi fisik yang dirasakan pada momen stres dapat membantu menenangkan pikiran yang cemas.
Menurut Dr. Albers, apapun yang dapat menenangkan tubuh dapat membantu menenangkan pikiran.
"Ini bisa sesederhana seperti berbaring di selimut hangat atau melakukan beberapa gerakan atau latihan yang penuh kesadaran," kata Dr. Albers.
Kuncinya adalah melakukan gerakan yang melepaskan ketegangan otot. Salah satu gerakan yang disarankannya adalah ragdoll.
Biarkan bahu turun seperti ragdoll. Sebab, banyak orang yang membawa ketegangan di bahunya.
5. Terapi ruang terbuka
Cobalah pergi ke luar dan temukan ruang terbuka hijau. Sejumlah penelitian mengungkapkan, aktivitas tersebut dapat menurunkan tekanan darah dan meningkatkan suasana hati.
"Bahkan jika kamu tidak pergi ke luar, duduk di pinggir jendela bisa membuatmu lebih rileks," katanya.
Baca juga: Perbanyak Interaksi dengan Alam agar Tetap Waras
6. Cermat menggunakan teknologi
Teknologi bisa menjadi teman atau lawan, tergantung bagaimana kita menggunakannya.
Sering kali, kita lupa bagaimana untuk rileks karena selalu beraktivitas dengan teknologi. Kondisi itu membuat tubuh dipaksa untuk terus-menerus melakukan sesuatu.
"Jadi, sesekali cobalah letakkan ponselmu, rileks tanpa teknologi dan kenali bagaimana rasanya," kata Dr. Albers.