KOMPAS.com - Anak balita sering kali mengalami tantrum apabila keinginannya tidak dipenuhi.
Selain itu, tantrum juga bisa terjadi secara tiba-tiba ketika balita merasa tidak nyaman dengan suatu hal.
Sayangnya balita belum memiliki kemampuan untuk mengungkapkan perasaan dengan benar.
Mereka cenderung melampiaskannya dengan menangis, marah-marah, mengamuk, atau bahkan memberontak.
Baca juga: Hindari Ini Saat Balita Sedang Tantrum
Sebagian besar orangtua merasa kewalahan dan akhirnya kehilangan kesabaran. Terlebih terkadang saat tantrum balita seolah seperti menantang.
Akibatnya emosi yang meninggi membuat orangtua tanpa sadar memarahi atau meneriaki anak agar berhenti berulah.
Tak jarang kata-kata yang dikeluarkan dapat menyakiti anak secara emosional maupun mental.
Tentunya cara tersebut tidak dibenarkan. Ada cara lain yang lebih positif dan penuh kasih yang bisa dilakukan oleh orangtua untuk mengubah perilaku balita ketika sedang tantrum.
Hal pertama yang harus dilakukan ialah memahami cara kerja otak anak balita. Ini penting agar orangtua bisa mengarahkan energi dan perilaku anak menjadi lebih baik.
Anak balita khususnya usia tiga tahun berada di posisi antara mengetahui dan tidak mengetahui apa yang salah. Beberapa ahli menyebutnya pra-logis.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.