KOMPAS.com - Perjalanan udara masih menjadi momok bagi sebagian orang, sekalipun data menunjukkan bahwa jenis perjalanan tersebut tergolong yang paling aman.
Menurut sebuah laporan dalam jurnal Research in Transportation Economics, perjalanan udara cenderung lebih aman dalam hal risiko kematiannya, dibandingkan dengan moda transportasi lainnya, termasuk mobil, kapal feri, kereta bawah tanah, kereta api, dan bis.
Bagi kebanyakan orang yang takut naik pesawat, ada beberapa penyebab yang memicu rasa takut tersebut.
Penyebab tersebut juga bisa merupakan kombinasi faktor.
Beberapa di antaranya seperti pengalaman penerbangan yang buruk atau traumatis seperti pesawat mengalami turbulensi, hingga kecemasan karena berada dalam pesawat adalah sesuatu yang berada di luar kontrol diri.
Rasa gelisah dan tidak nyaman ketika naik pesawat biasanya akan berakhir setelah penerbangan berakhir pula.
Namun, bagi sebagian orang rasa takut itu akan terus-menerus ada atau dikenal dengan istilah aviofobia.
Mereka yang memiliki aviofobia punya perasaan takut terbang yang lebih dari sekadar rasa tidak nyaman sesaat yang dialami kebanyakan orang.
Klaustrofobia atau rasa takut terhadap tempat sempit atau tertutup juga bisa memicu avifobia.
Sebab, kabin pesawat adalah ruang yang terbatas dan penuh. Kecemasan juga cenderung meningkat ketikaa pesawat lepas landas.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.