Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/01/2021, 16:34 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seperti yang kerap dipublikasikan, infeksi Covid-19 memiliki sejumlah gejala khas seperti demam, batuk, dan sesak napas.

Namun sekarang, gejala itu telah berkembang pada efek neurologis, yang mungkin sudah muncul bersamaan dengan gejala batuk di awal infeksi.

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Annals of Neurology pada bulan Juni melihat adanya gejala neurologis yang dapat disebabkan oleh infeksi Covid-19.

Salah seorang penulis dalam riset ini, yang merupakan ahli neurologi di Northwestern Feinberg School of Medicine di Chicago, Amerika Serikat, Igor Koralnik, MD memberikan penjelasan.

Baca juga: Penderita Gangguan Pencernaan yang Tidak Boleh Divaksin Covid-19

Dia mengungkapkan, gejala infeksi tersebut bisa terjadi dalam berbagai bentuk.

Mulai dari sakit kepala, pusing, perubahan kesadaran, penurunan indera penciuman, dan perasa, nyeri otot, stroke, hingga kejang-kejang.

"Berdasarkan data yang datang terutama dari China dan Eropa, manifestasi neurologis terjadi pada setengah dari pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit," kata Koralnik.

Infeksi Covid-19 menyerang otak

Ada banyak kemungkinan infeksi Covid-19 dapat menyerang otak. Apalagi, saat kita batuk dan berjuang untuk bernapas, organ-organ lain dalam tubuh juga akan kekurangan oksigen.

"Kekurangan oksigen dan lonjakan peradangan dapat memengaruhi sistem saraf maupun otak, yang menyebabkan masalah seperti kebingungan," ungkap dia.

Virus SARS-CoV-2 juga mampu menyerang otak dan selaput pelindungnya, sehingga menyebabkan meningitis virus.

Baca juga: Mengapa Penderita Asma Belum Bisa Divaksin Covid-19?

Ditambah lagi, jika terdapat reaksi autoimun yang dapat bergejolak dan menyerang otak.

Sementara itu, dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Neurology, Neurosurgery & Psychiatry,  diungkap adanya kemungkinan infeksi dapat berkontribusi pada stroke.

Pada penelitian di Wuhan, China, stroke ditemukan lebih umum pada pasien dengan infeksi parah dibandingkan pada pasien yang memiliki gejala ringan.

Efeknya bisa bertahan lama

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com