Jadi, pastikan mengetahui bunga yang akan dikenakan, sebelum memutuskan apakah menunda pembayaran utang menjadi pilihan yang sepadan atau tidak.
Meskipun stres akibat pandemi global dapat membuat kamu berlari mencari kenyamanan materi, Iacovoni menyarankan untuk tetap menyimpan uang, daripada membelanjakannya untuk barang-barang baru.
"Pada saat stres, kita semua mencari kenyamanan," kata dia.
Salah satunya berlari ke belanja yang memicu rasa puas dan hormon dopamin yang menyertainya, hingga muncul rasa bahagia.
“Tapi, kita membelanjakan uang hanya karena rasanya enak,” kata dia.
“Kita menggunakannya sebagai kenyamanan dan semacam makanan yang menenangkan, atau seperti makan ketika kami tidak lapar, kita jadi menghabiskan uang saat sebenarnya tak perlu."
Sebaliknya, cobalah untuk memulai kebiasaan kecil yang dapat mengembalikan rutinitas dan rasa stabilitas dalam hidup, tanpa perlu biaya tambahan.
Baca juga: Bergesernya Makna Bahagia Selama Pandemi
Bahkan, kegiatan merapikan tempat tidur setiap pagi bisa menjadi ritual yang sama menyenangkan, tanpa membutuhkan biaya.
Atau, berpakaian dan berdandan seolah-olah akan pergi ke kantor, atau menyusun daftar tugas harian, bisa menjadi rutinitas yang membawa kebahagiaan.
Jadi, temukanlah cara baru untuk merasa puas dan santai di rumah, seperti berolahraga, mengerjakan karya seni, atau mengobrol dengan teman.
Dan, saat kita melihat ke depan untuk kemungkinan adanya rejeki, pakailah dana itu untuk menabung, berinvestasi, atau melunasi utang.
Baca juga: Olahraga dan Perlindungan Diri di Masa Pandemi
Percayalah, mengetahui bahwa kita memiliki keamanan finansial jangka panjang merupakan salah satu kenyamanan hidup tertinggi.
Sebelum pandemi, kita mungkin telah membuat pilihan yang sama sekali berbeda dari yang akan kita buat sekarang.
Dan, Iacovoni mengatakan hal itu merupakan kondisi atau keadaan yang normal.
Iacovoni mendengar dari beberapa klien yang menyesal melakukan pembelian besar tetapi tidak perlu sebelum pandemi Covid-19 melanda.