KOMPAS.com - Kebanyakan orang tahu tentang faktor risiko umum untuk serangan jantung seperti merokok, diabetes, tekanan darah tinggi, obesitas, dan kurangnya olahraga.
Tetapi di samping itu, ada faktor lain atau kondisi kesehatan berbahaya yang dapat menyebabkan seseorang berisiko terkena serangan jantung.
Nah, untuk itu, ahli jantung Steven Nissen menjelaskan faktor-faktor risiko serangan jantung yang belum banyak diketahui atau disadari, seperti berikut ini.
Penelitian telah menunjukkan, kemarahan dan kesedihan yang intens kadang-kadang dapat memicu serangan jantung.
Baca juga: Harus Tahu, 7 Langkah Pertolongan Pertama Saat Serangan Jantung
Hal ini kemungkinan besar terjadi karena peningkatan detak jantung dan tekanan darah yang tiba-tiba dipicu oleh emosi yang kuat.
Emosi ini lebih cenderung berdampak negatif pada orang-orang yang sudah berisiko lebih besar untuk serangan jantung karena faktor risiko klasik lainnya.
Ada kondisi yang disebut Kardiomiopati Takotsubo, yang mungkin meniru serangan jantung, tetapi agak berbeda.
Kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita dengan emosi yang intens dan menghasilkan gejala nyeri dada mirip dengan serangan jantung.
"Ini mungkin hasil dari kejang arteri," kata Dr Nissen.
"Dengan perawatan, fungsi jantung sering kembali normal setelah beberapa minggu. Kemudian pengujian umumnya menunjukkan sedikit atau tidak ada bukti serangan jantung," sambung dia.
Melakukan aktivitas fisik yang tiba-tiba dan berat dapat menyebabkan serangan jantung pada orang yang tidak bugar secara fisik.
Baca juga: Waspadai, 8 Gejala Jelang Serangan Jantung yang Kerap Diabaikan
Itu bisa terjadi dari sesuatu yang tampaknya tidak berbahaya seperti permainan pick-up bola basket, atau aktivitas yang relatif berat lainnya.
"Orang-orang yang tidak terbiasa berolahraga atau memiliki faktor risiko klasik untuk penyakit jantung sangat berisiko tinggi," kata dia.
Suhu dingin yang ekstrem menyebabkan arteri menjadi rumit, sehingga dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah secara tiba-tiba.
Gabungkan suhu dingin ini dengan aktivitas fisik yang berat, maka akan memberikan ketegangan terlalu banyak pada jantung.