KOMPAS.com - Semakin besar sebuah brand, maka semakin besar pula kemungkinan munculnya barang palsu dari merek tersebut.
Salah satunya menimpa produk dari rumah mode mewah asal Perancis, Louis Vuitton, baru-baru ini.
Aparat kepolisian China menggulung, sindikat terstruktur yang memproduksi barang-barang palsu Louis Vuitton, dan sudah menghasilkan uang kurang lebih 100 juta yuan, atau sekitar Rp 221 miliar.
Baca juga: Kegaduhan di Balik Sweater Jamaika Louis Vuitton yang Salah Cetak
Dalam kasus ini, ada sekitar 40 orang yang ditangkap, termasuk seorang perempuan pramuniaga dari gerai Louis Vuitton asli, yang diduga terkain dengan produksi barang palsu tesebut.
Pada beberapa kasus, toko itu memproduksi tas palsu sebelum versi aslinya beredar di pasaran.
Dalam beroperasi, sindikat ini mampu menyematkan teknologi chip yang diklaim bisa diakses pelanggan untuk melakukan verifikasi keaslian sebuah produk.
Padahal faktanya, fitur itu tidak terdapat pada tas Louis Vuitton asli.
Chip near field communication (NFC) adalah sensor kecil yang biasanya dipasang di bagian dalam barang merek mewah.
Baca juga: Tas Bolong Monokrom Jadi Ikon Peringatan 160 Tahun Louis Vuitton
Chip itu menampilkan informasi untuk dilihat konsumen lewat aplikasi di smartphone.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.