Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Produktivitas Toksik, Sumber Kelelahan dan Bosan Bekerja

Kompas.com - 12/04/2021, 08:02 WIB
Intan Pitaloka,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber HuffPost

Tanda lainnya adalah kita merasa kelelahan meski itu di pagi hari. Lalu, apakah kita bangun secara alami atau perlu mematikan alarm berkali-kali?

2. Hilangkan pertanyaan tentang "apa yang harus dilakukan sekarang?" 

Setelah selesai mengerjakan pekerjaan, jangan paksa diri untuk melakukan banyak hal lagi. Kita perlu memberikan jeda pada diri untuk istirahat.

Baca juga: Rileks di Rumah Sendiri dengan Keharuman Reed Diffuser

3. Sadari bahwa atasan tidak tertarik dengan usaha keras kita

Sadarilah bahwa atasan tidak peduli seberapa banyak waktu yang kita habiskan untuk menyelesaikan pekerjaan yang sudah menjadi tanggung jawab kita.

Yang membuatnya kagum adalah pencapaian yang dilakukan, bukan dari berapa jam kita habiskan.

Hanya sedikit bos yang peduli bahwa karyawannya telah bekerja sepanjang hari untuk kemajuan kantor.

4. Tempatkan perawatan diri di jadwal kita

Jangan pernah lupakan diri kita yang telah kita ajak berjuang bertahun-tahun hingga saat ini. Kita perlu menjaganya agar terus sehat dan bahagia.

Kegiatan yang bisa saja dilakukan adalah dengan melakukan hobi yang disukai, duduk menikmati teh hangat dengan keluarga, bahkan melakukan perawatan wajah. Yang dibutuhkan adalah untuk memberikan jeda untuk diri lebih rileks.

Baca juga: 3 Kebiasaan yang Hancurkan Diri Sendiri dan Usir Kebahagiaan

5. Gantikan produktivitas toksik jadi sikap profesional 

Jika kita terjebak dalam kondisi produktivitas toksik di lingkungan kerja, kita perlu belajar bersikap profesional "yang terisolasi". 

Laurie Ruettimann mengatakan bahwa keterpisahan profesional berarti tetap berkomitmen pada pekerjaan dan tetap melakukan tugas yang berkualitas sambil memahami bahwa "posisi di kantor bukanlah satu-satunya identitas kita".

Dengan cara ini, kita menganggap atasan dan rekan kerja seperti klien sehingga kita berusaha melakukan yang terbaik, tapi secara emosional tidak terikat dengan pekerjaan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com