Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
A Kurniawan Ulung
Dosen

Dosen program studi Hubungan Internasional di Universitas Satya Negara Indonesia

Desak Jokowi Setop Konsumsi dan Jual Beli Daging Anjing serta Satwa Liar

Kompas.com - 12/04/2021, 10:03 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Di antara mereka juga ada sejumlah pesohor seperti komedian Ricky Gervais, aktor Peter Egan, dan aktris Judy Dench.

Bersama para aktivis, mereka melakukan berbagai metode aksi nirkekerasan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya konsumsi daging anjing dan satwa liar bagi diri sendiri dan lingkungan, seperti mengirim surat kepada Presiden Jokowi pada 2018, dan membuat video kampanye bersama pada 2020.

Para aktivis juga melakukan penelitian dan investigasi, dan membantu penegak hukum menghentikan pengangkutan ilegal anjing dan satwa liar.

Hingga saat ini, sayangnya, kebijakan Juliyatmono belum dicontoh oleh kepala daerah di kota-kota lain, termasuk Surakarta, tetangga terdekat Karanganyar. Menurut laporan DMFI, sekitar 13.700 anjing dibantai setiap bulan di Surakarta pada 2019 untuk konsumsi manusia.

Oleh karena itu, aktivis, wartawan, dan akademisi perlu bersatu dalam mengekspos isu kesejahteraan hewan dan meningkatkan literasi masyarakat untuk melawan kebiasaan dan mitos keliru tentang manfaat konsumsi daging anjing dan satwa liar.

Peran masyarakat tentu penting, tetapi tidak akan cukup efektif apabila tidak disertai oleh komitmen kuat pemerintah pusat dan daerah dalam menegakkan hukum, termasuk memberlakukan sanksi pidana semaksimal mungkin kepada pelanggar.

Pemerintah daerah juga perlu terus didesak untuk membuat peraturan daerah mengenai larangan konsumsi dan jual beli daging non-pangan.

Hanya 5,4 persen dari jumlah penduduk Indonesia yang mengonsumsi daging anjing, tetapi apabila terus dibiarkan, praktik konsumsi dan jual beli daging anjing dapat mengancam kesehatan dan kesejahteraan seluruh penduduk Indonesia.

Perlu diapresiasi laman “Kolam Kesmavet” (http://dilankesmavet.pertanian.go.id/kolam ) yang diluncurkan oleh Kementerian Pertanian pada 7 Desember 2020 untuk memfasilitasi masyarakat melaporkan transaksi jual beli daging non-pangan di lingkungan mereka.

Akan tetapi, pemerintah pusat sebaiknya perlu menggandeng pakar-pakar IT terbaik di negeri ini untuk membuat aplikasi “Kolam Kesmavet” yang bisa diunduh di PlayStore dan App Store.

Baca juga: Sejarah Makan Daging Anjing di China, Bukan Tradisi?

Presiden Jokowi juga perlu segera memerintahkan kepala daerah untuk menutup semua pasar satwa liar di Tanah Air dan memperketat pengawasan, seperti membuat pos pemeriksaan ternak di banyak titik, mulai dari area istirahat di berbagai jalan tol seperti Trans-Jawa hingga jalur-jalur tikus yang sering digunakan untuk mendistribusikan daging anjing dan non-pangan lainnya di malam hari.

 

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com