Kondisi ini membuat kita tak selalu tahu apa yang perlu kita lakukan. Jadi, kita harus lebih proaktif dan mau terus bereksperimen untuk mendapatkan keberhasilan.
Tak seperti perusahaan yang sudah punya sistem yang kaku dari hari ke hari, seperti yag diungkapkan dalam poin sebelumnya, startup cenderung masih melakukan perubahan yang sangat cepat.
Hal-hal seperti deskripsi pekerjaan, tugas, struktur laporan, hingga perencanaan proyek, bisa lebih sering berubah.
Laman the Muse menuliskan, ritme kerja ini bisa menimbulkan frustrasi, terutama jika kita baru saja menyesuaikan diri dengan tempat kerja baru atau sebelumnya datang dari perusahaan yang ritme kerjanya berkebalikan.
Namun, jika mau sukses, kita harus siap dengan itu. Ingatlah bahwa perusahaan-perusahaan startup memiliki para profesional yang termotivasi dan mereka tidak takut dengan guncangan apapun di perusahaan.
Menunjukkan bahwa diri kita bisa dengan mudah mengikuti ritme kerja perusahaan startup bisa membawa kita ke jalan kesuksesan.
Baca juga: 5 Alasan Tak Perlu Takut Bekerja di Perusahaan Startup
Di perusahaan startup, kita harus siap bekerja untuk tim melebihi jika bekerja di perusahaan yang sudah terstruktur.
Kita juga harus siap untuk terjun langsung dan siap melakukan pekerjaan yang di atas kertas sebetulnya bukan pekerjaan kita.
Ini dapat berubah-ubah tergantung proyek yang sedang dijalankan perusahaan.
Bisa saja satu hari kita membantu menjawab telepon masuk, di hari lainnya mempresentasikan proposal di depan dewan direksi, dan di hari berikutnya punya tugas lain lagi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.