Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertimbangkan 8 Hal Ini Sebelum Melamar Kerja di Perusahaan Startup

Kompas.com - 30/04/2021, 04:19 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

Bisa saja satu hari kita membantu menjawab telepon masuk, di hari lainnya mempresentasikan proposal di depan dewan direksi, dan di hari berikutnya punya tugas lain lagi.

Semuanya bisa berubah dalam hitungan jam dan kita tidak bisa menjawabnya dengan "ini bukan deskripsi pekerjaan saya".

Banyak karyawan baru di perusahaan startup membuat kesalahan pemula, yakni fokus dengan bagaimana perusahaan bakal membantu mereka alih-alih bagaimana bisa berkontribusi terhadap perusahaan.

Startup cenderung lebih banyak dipenuhi karyawan yang bersemangat dan orang-orang yang tidak mau bekerja fleksibel atau mengutamakan pekerjaan, mungkin tidak cocok dengan pekerjaan ini.

3. Veteran adalah mentor, bukan musuh

Kebanyakan startup dirintis oleh beberapa individu cerdas yang memiliki ide cemerlang.

Mereka menemukan beberapa investor dan mengelilingi diri mereka dengan orang-orang cerdas dan termotivasi (sering kali muda) sehingga bisa merealisasikan ide-ide mereka menjadi kenyataan.

Kemudian, ketika perusahaan sudah mulai melangkah lebih jauh di jalan kesuksesan, mereka mungkin akan membawa beberapa ahli, yakni profesional berpengalaman dan yang akan membantu mereka naik ke tahap berikutnya.

Ketika para veteran hadir, mungkin karyawan di dalam akan mulai merasakan kegugupan atau kesal. Misalnya, karena mengatakan kita harus melakukan ini dan itu karena mereka punya gelar yang banyak atau kesuksesan di bidangnya.

Tapi, tak perlu khawatir, sebab para ahli tersebut bukanlah pesaing kita melainkan calon mentor kita.

Di perusahaan besar yang sudah punya struktur rigid, mereka mungkin tidak meendapatkan akses sama sekali sehingga di perusahan startup mereka bisa lebih vokal.

Tapi sebagai permulaan, kita bisa berinteraksi dan belajar dari mereka setiap hari. Itu tentu menjadi nilai plus, bukan?

4. Seberapa kenal kita dengan CEO perusahaan?

Pada tahap awal, memiliki keyakinan dan mempercayai pendiri atau CEO perusahaan startup sama pentingnya dengan percaya pada produk yang didorong perusahaan tersebut.

Maksudnya, pahami bahwa mereka akan melalui sejumlah situasi naik-turun dalam beberapa waktu ke depan.

Dalam hal ini kita harus mengenal betul sosok pendiri atau CEO apakah mereka sudah menjadi agen perubahan dan punya pemikiran maju ke depan di peran sebelumnya.

Lalu, apakah mereka punya dukungan di luar lingkar pertemanannya tetapi juga dari bawahan langsung sebelumnya?

Apakah mereka menghabiskan lebih banyak waktu untuk berbicara di cara konferensi dan meningkatkan profil mereka sendiri daripada pengalaman organisasi dan kepemimpinan yang sebenarnya?

Seorang CEO dari perusahaan startup harus memiliki pengalaman dalam membangun tim dan mengelola tim tersebut.

Jika tidak, mereka harus cukup pintar untuk memekerjakan orang-orang tersebut atau punya rekan pendiri (co-founder) yang punya kemampuan itu.

Kita perlu membuat keputusan dan untuk membantu mereka, kita harus berani menanyakan dengan sopan tentang "kesuksesan masa lalu" mereka.

Sebab, beberapa CEO hanya diberi uang untuk memulai sesuatu tanpa memiliki petunjuk yang jelas tentang bagaimana menjalankannya dengan baik dan mereka tidak pernah melakukannya sebelumnya.

Jika tidak bertanya secara langsung, kita juga bisa melakukan riset tidak hanya tentang perusahaan, tetapi juga tentang CEO dan segala seluk beluk perusahaan.

Apakah kita yakin dengan mereka? Terutama di masa pandemi ini bakal terjadi fluktuasi ekonomi dan stabilitas yang tidak terprediksi.

Pahamilah bahwa tidak semua CEO punya kualitas dan kapasitas yang sama dan beberapa CEO punya kemampuan yang lebih daripada lainnya.

Baca juga: 10 Tips Agar Startup Bisa Bertahan di Tengah Pandemi Virus Corona

5. Pastikan investornya tepat

Sebelum memutuskan melamar kerja ke sebuah perusahaan startup, pastikan pula perusahaan tersebut punya investor yang tepat dan tidak mendapatkan uang secara "acak".

Mengetahui siapa investor dan rekam jejaknya sangatlah penting untuk memperkirakan seberapa panjang umur perusahaan tersebut dan seberapa kuat dukungan yang dimilikinya.

Perusahaan itu bisa saja punya produk yang sukses, tetapi jika CEO dan produknya tidak sesuai dengan ekspektasi investor, maka startup tersebut berpotensi menghadapi masalah di masa depan karena ekspektasinya tidak selaras.

Jadi, jika sudah sampai di tahap wawancara kerja dan mereka ragu ketika ditanyakan tentang siapa investornya, maka itu tandanya kita perlu berhati-hati.

6. Mempertimbangkan risiko

Perusahaan startup bisa saja tutup dengan sangat cepat.

Ini adalah salah satu risiko ketika bekerja untuk perusahaan ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com