Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/05/2021, 07:45 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

5. Terhubung dengan orang yang dicintai

Saat merasa stres, menghubungi teman dan keluarga dapat membantu.

Penelitian menemukan, orang dengan kurangnya dukungan sosial lebih reaktif terhadap stres, mengalami peningkatan detak jantung, tekanan darah, dan kadar hormon.

Memiliki sahabat di sisi kita juga mungkin akan semakin memudahkan kita untuk mengatasi stres.

Sebuah studi tahun 2011 terhadap anak-anak usia 10-12 tahun menemukan, memiliki teman dekat menyebabkan kadar kortisol lebih rendah setelah situasi yang tidak menyenangkan.

Para peneliti meminta anak-anak menulis di jurnal beberapa kali sehari untuk mencatat pengalaman mereka dan menguji kadar kortisol dalam air liur.

Selain itu, sebuah penelitian yang dilakukan di University of North Carolina menunjukkan, wanita yang menghabiskan waktu bersama pasangan -termasuk menerima pelukan, memiliki perasaan yang lebih baik.

Hal ini disebabkan karena tingkat oksitosin yang lebih tinggi dan menurunkan tekanan darah.

Bagi orang-orang yang telah memiliki suami atau istri, berhubungan seks juga dapat membantu meredakan stres.

Seperti halnya olahraga, seks memicu pelepasan endorfin yang meningkatkan suasana hati.

Tubuh kita akan melepaskan oksitosin saat berhubungan seks, terutama saat wanita mengalami orgasme.

6. Membatasi kafein

Jumlah kafein yang tepat memang dapat membuat kita berenergi sepanjang hari.

Tetapi, terlalu banyak dapat meningkatkan stres, kecemasan, menyebabkan insomnia, dan irama jantung yang tidak teratur.

Jadi, berapa banyak kita harus mengonsumsi kafein dalam sehari? Itu tergantung pada masing-masing orang.

Namun, National Institutes of Health merekomendasikan tidak lebih dari 400 mg kafein per hari.

Sebagai referensi, secangkir kopi mungkin mengandung 95-200 mg, sedangkan secangkir teh mungkin mengandung 14-60 mg.

Kita dapat membatasi kafein dengan memilih alternatif bebas kafein seperti kopi tanpa kafein, teh herbal, jus buah, atau air putih.

7. Mendengarkan musik

Menurut tinjauan sistematis tahun 2018 dan dua meta-analisis, mendengarkan musik dapat mengurangi detak jantung dan secara signifikan menurunkan rasa stres.

Faktanya, pada tahun 2006, para peneliti di Stanford University menyarankan, mendengarkan musik dapat mengubah fungsi otak seperti halnya minum obat.

Musik dengan ketukan lambat bisa memperlambat gelombang otak kita yang terhubung dengan keadaan meditasi.

Sementara ritme yang lebih cepat dapat membantu kita menjadi lebih waspada dan lebih mampu berkonsentrasi.

Seorang psikolog klinis, Forrest Talley, PhD mengungkapkan, mendengarkan musik menenangkan sebelum waktu tidur juga dapat meningkatkan kualitas tidur yang membantu menghilangkan stres dan kecemasan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com