KOMPAS.com - Cumi-cumi sering dikaitkan disebut makanan yang tinggi kolesterol. Bagaimana faktanya?
Melansir Healthline, produk hewani adalah satu-satunya sumber makanan kolesterol. Namun, cumi-cumi sebetulnya rendah lemak jenuh.
Orang-orang yang memiliki kolesterol tinggi biasanya dianjurkan untuk tidak mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh dan lemak trans.
Pada intinya, proses pengolahan sebetulnya juga berdampak besar terhadap kandungan kolesterol makanan. Membuat makanan yang sebelumnya menyehatkan, menjadi kurang menyehatkan.
Baca juga: Cara Mudah Bersihkan Cumi-cumi Sebelum Dimasak
Namun, cumi-cumi biasa disajikan dengan cara digoreng. Saat itulah, lemak total dan kandungan lemak jenuhnya kemungkinan naik.
Menurut informasi nutrisi Departemen Pertanian AS, porsi 100 gram cumi-cumi mengandung sekitar:
Melansir Livestrong, batas konsumsi kolesterol harian adalah 300 miligram per hari. Artinya, 100 gram cumi-cumi memenuhi hampir 90 persen kebutuhan kolesterol harian kita sehingga kita perlu berhati-hati, terutama bagi orang dengan riwayat penyakit jantung atau kolesterol tinggi.
American Heart Association merekomendasikan agar asupan lemak jenuh tak lebih dari 5-6 persen dari total kalori harian kita untuk menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL).
Jika kebutuhan harian kita 2.000 kalori, maka porsi lemak jenuh tersebut sama dengan 11-13 gram.
Sebanyak 85 gram cumi-cumi mentah mengandung sekitar 0,3 gram lemak jenuh total. Namun, cumi-cumi juga mengandung lemak sehat, yakni sekitar 0,09 gram lemak tak jenuh tunggal dan 0,4 gram lemak tak jenuh ganda.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.