Ketergantungan terjadi karena tubuh mengalami hasrat yang kuat untuk mempertahankan keadaan yang sangat gembira, yang sering kali menghasilkan perilaku berulang dan seperti pesta untuk mencapai tujuan itu.
Penggunaan sabu dalam jangka panjang juga dapat mengubah pusat pengambilan keputusan di otak. Ketika pertama kali merasakan sensasinya, keputusannya adalah pilihan sadar yang dibuat di korteks prefrontal otak.
Setelah itu, keputusan berpindah ke otak belakang — area yang bertanggung jawab untuk tindakan non-sukarela, seperti berkedip dan bernapas.
Baca juga: Bocah Kleptomania Kecanduan Narkoba, Apa Dampaknya pada Otak Anak?
Sebenarnya, orang yang kecanduan sabu-sabu bisa dikenali dari sejumlah perilaku dan gejala yang ditunjukannya seperti:
Jika mendapati orang di sekitar kita memiliki gejala tersebut, ajaklah mereka untuk berkonsultasi. Pastikan orang tersayang bebas dari kecanduan sabu-sabu dengan memberikan pertolongan tepat pada waktunya.
Baca juga: Kenalkan Bahaya Narkoba pada Anak Sejak Dini
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.