Ketika divaksin, seseorang mendapatkan 'big shock' pada sistem kekebalan tubuhnya sehingga mempengaruhi hormon.
Hal ini, tambah Viki, yang menyebabkan adanya perubahan jadwal menstruasi dan intensitasnya.
Kemungkinan lainnya, seseorang memiliki banyak sel imun di lapisan rahimnya sehingga sistemnya juga ikut terpengaruh ketika vaksin masuk ke tubuh.
Meski demikian, ia memastikan efeknya pada siklus menstruasi tidak akan bertahan lama, mengacu pada kasus jenis vaksin lainnya.
"Beberapa orang mengatakan efek vaksin hanya terjadi selama 1-2 bulan saja," tambah dia.
Ia juga menegaskan, hal ini tidak berdampak permanen pada kesuburan perempuan atau menyebabkan kemandulan.
Baca juga: Mitos atau Fakta, Vaksin Covid-19 Bisa Ganggu Siklus Menstruasi?
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah menyatakan bahwa vaksin Covid-19 yang tersedia saat ini sangat aman, dan tidak berdampak buruk pada kesuburan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Some women who’ve received a coronavirus vaccination report having had heavier or delayed periods. Is there anything in it?https://t.co/e9oFVmcgry pic.twitter.com/ApZvzIqFXh
— BBC World Service (@bbcworldservice) July 10, 2021