Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Tips Bangun Pertemanan yang Kuat di Usia Dewasa

Kompas.com, 26 Juli 2021, 16:41 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber BHG

KOMPAS.com - Seiring bertambahnya usia, setiap orang pasti akan mengalami banyak perubahan, terutama pada pola pikir dan sudut pandang terhadap kehidupan.

Pola pikir ini tentu saja dapat memengaruhi bagaimana seseorang berinteraksi dengan orang lain, maupun saat menjalin hubungan pertemanan.

Sehingga, tidak dapat dipungkiri jika pada akhirnya, tak sedikit orang yang lalu merasa kesulitan untuk dapat berteman dengan orang lain di usia dewasa.

Pemicunya bisa karena perbedaan pandangan -misalnya, hingga lalu berdampak pada rasa kesepian dalam hidup.

Baca juga: Waspadai, 11 Tanda Pertemanan Toksik yang Tak Boleh Diabaikan

Psikolog dan penulis buku The Letter Code, Krystal White, PhD mengatakan, epidemi kesepian semacam ini sangat merugikan. 

Keadaan ini dapat mengurangi kebahagiaan, kepercayaan diri, tingkat stres, dan bahkan kekebalan terhadap penyakit.

"Tidak memiliki teman sama tidak sehatnya dengan merokok sepuluh batang sehari," ungkap dia.

Sehingga, ada keharusan biologis untuk hidup berteman. Kita harus memiliki setidaknya dua teman dekat yang dapat diandalkan dan suportif.

Nah, karena banyak orang mengalami kesulitan untuk berteman dengan orang lain, White pun membagikan lima tips membangun pertemanan yang awet di usia dewasa.

1. Memilih teman yang mengenali kita secara utuh

White mengungkapkan, di masa dewasa, sebagian besar dari kita mengembangkan citra tentang bagaimana keinginan orang lain memandang kita.

Sehingga, kita cenderung membangun tembok yang membatasi keintiman dan membuat kita kesulitan berteman dengan orang lain.

"Kita menghabiskan begitu banyak energi untuk berpura-pura dan sering tidak punya waktu untuk terhubung secara otentik dengan orang lain," kata dia.

Padahal, dia melanjutkan, tanda persahabatan yang sejati adalah ketika seseorang bisa mengenali kita secara utuh, baik saat kita sedang menjadi diri sendiri atau tidak.

"Namun, merubuhkan tembok ini membutuhkan keberanian, kepercayaan diri, dan yang lebih penting yakni kesadaran akan kapan tembok itu berdiri," tutur dia.

2. Terbuka dan mengakui kerentanan

Tidak apa-apa untuk mengakui kalau kita tidak pandai mencari teman baru, dan kita menginginkan lebih.

Kita mungkin terkejut melihat berapa banyak orang lain yang ternyata juga berada di perahu yang sama.

"Ketika orang berbagi sedikit tentang kelemahannya dalam berteman, itu bisa menginspirasi orang lain untuk sama-sama terbuka," kata dia.

Selain itu, berbagi sesuatu yang otentik tentang diri kita tidak perlu tentang hal yang negatif atau memalukan, namun tetap membutuhkan keberanian.

Percayalah, orang lain akan mengenali kerentanan kita dan sebagai balasannya dia juga akan berbagi mengenai dirinya yang sebenarnya dengan kita.

3. Jadikan pertemanan sebagai prioritas

Sadarilah bahwa menjalin pertemanan dengan seseorang yang baru mungkin tidak terasa enak saat kita memulainya, tetapi pada akhirnya itu akan terasa menyenangkan.

"Ini seperti pergi ke gym atau mendorong diri kita melalui hari yang panjang di tempat kerja," ujar White.

"Ketika kita menindaklanjuti komitmen kepada seorang teman, kita dijamin akan mendapatkan manfaatnya," sambung dia.

4. Teruslah berinvestasi pada pertemanan

Sebuah pertemanan akan selalu membutuhkan masukan untuk terus tumbuh lebih kuat dan White menyarankan kita untuk saling berbagi kehidupan setiap bulan demi menjaga keseimbangan yang sehat.

Baca juga: Pertemanan Tanpa Drama, Ini Rahasia Berteman Sehat

"Konsistensi dan komunikasi sangat diperlukan. Jika berteman dengan seseorang terasa menyenangkan, tanggung jawab kita adalah menindaklanjutinya," kata dia.

"Lakukanlah hal-hal yang membuat kalian merasa baik. Kemudian lakukan lagi dalam dua minggu, jadi tak satu pun dari kalian tergelincir dengan kehidupan lainnya," tambah dia.

White juga merekomendasikan untuk merencanakan empat kali pertemuan sosial atau koneksi secara virtual setiap bulannya.

Setengah dari "porsi" itu dipakai sebagai rencana cadangan jika terjadi sesuatu, dan kita harus membatalkannya.

"Seharusnya sudah menjadi bagian dari budaya kita untuk memprioritaskan pertemanan," ungkap dia.

"Sebab, orang-orang di lingkaran dalam, di mana kita paling banyak berinvestasi, merupakan orang-orang yang mengenali kita luar-dalam, dan mungkin yang akan sangat membantu saat sedang kesulitan," imbuh dia.

5. Percaya pada proses

Pada akhirnya, kata White, ini adalah hubungan manusia yang sedang kita bicarakan. Prosesnya tidak linier dan akan ada saatnya terjadi konflik.

Menurut dia, rendahnya rasa toleransi sering kali bisa menjadi bagian terberat dari sebuah pertemanan.

"Kita sering berasumsi bahwa konflik adalah cerminan dari orang lain, tetapi sebenarnya ini tentang diri kita sendiri."

"Dengan cara ini, teman bertindak sebagai semacam cermin," kata dia. 

"Pertemanan yang sejati memang membutuhkan ketabahan dan sedikit konflik. Tetapi kita harus tetap toleran terhadap teman-teman maupun diri kita sendiri," cetus dia.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau