Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/08/2021, 19:52 WIB
Intan Pitaloka,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber Parents

KOMPAS.com –  Urutan kelahiran tampaknya memang mempengaruhi tipe kepribadian. Anak sulung, misalnya, cenderung lebih bisa diandalkan dan teliti. Mereka memiliki kepribadian tipe A dengan kecenderungan perfeksionis.

Kepribadian itu mungkin dibentuk oleh pola asuh orangtua yang masih "sesuai buku" dan mencurahkan perhatian penuh kepada anak pertamanya.

Di sisi lain, orangtua bertindak paling santai dengan si bungsu, sehingga anak bungsu cenderung lebih suka bersenang-senang dan tidak rumit.

Namun, karena mereka selalu berusaha untuk hidup sesuai dengan saudara yang lebih tua, yang bungsu mungkin bertindak egois, mencari perhatian, dan manipulatif.

Baca juga: Benarkah Pola Asuh Tentukan Kepribadian Anak Sulung, Tengah, dan Bungsu bak Film NKCTHI?

Lalu, anak tengah kemungkinan tidak sering dipuji seperti kakak mereka atau dimanja seperti adiknya, yang membuat mereka merasa dikucilkan atau diabaikan.

Fenomena yang disebut sindrom anak tengah ini juga membuat mereka tidak memiliki rasa tempat di dalam keluarga.

Mereka bisa saja berpikir, "Tidak ada yang mengerti saya atau mendengarkan apa yang saya katakan."

Karakteristik sindrom anak tengah

Untuk mengimbangi kurangnya perhatian, anak tengah biasanya cenderung memberontak atau mencoba menyenangkan orang lain. Perilaku mereka agak didasarkan pada kepribadian kakak mereka.

Misalnya, jika kakak laki-lakinya terstruktur dan bertanggung jawab, anak tengah mungkin akan memberontak untuk mengalihkan perhatian.

Baca juga: Kakak-Adik Susah Akur, Begini 7 Cara Menghadapinya

"Anak-anak tengah sering bertindak ekstrem untuk mendapatkan perhatian, itulah sebabnya beberapa dari mereka mewarnai rambut dengan warna mencolok atau menjadi fanatik terhadap kelompok penyanyi tertentu karena mereka sangat membutuhkan identitas,"

Demikian kata Meri Wallace, terapis anak dan keluarga selama lebih dari 20 tahun dan penulis buku Birth Order Blues.

Tinggi anak dipengaruhi oleh faktor genetik dan gizi.Unsplash/Charlein Gracia Tinggi anak dipengaruhi oleh faktor genetik dan gizi.

Anak tengah juga lebih ramah dan santun, karena mereka harus sering berkompromi sepanjang hidup.

"Seringkali, anak tengah akhirnya menuruti keinginan si sulung dan kebutuhan si bungsu," kata Michelle P. Maidenberg, Ph.D., terapis anak dan keluarga.

Ini membantu mereka menjadi lebih mandiri dan mempertahankan harapan yang realistis. Terlebih lagi, anak tengah cenderung mencari lebih banyak hubungan di luar keluarga; mereka sering memiliki lingkaran sosial yang besar dan persahabatan yang erat dengan teman.

Baca juga: Jika Kakak Cemburu dengan Kehadiran Adik Baru

Sebagai orang dewasa, anak tengah cenderung memiliki kecenderungan memberontak atau menyenangkan orang yang sama.

Jika anak tengah merasa diabaikan sepanjang masa kanak-kanak, mereka mungkin berjuang dengan masalah ketergantungan atau kepercayaan diri. Mereka mungkin juga unggul dalam menengahi konflik dalam kehidupan pribadi atau profesional mereka.

Cara menangani perilaku sindrom anak tengah

"Untuk menetralkan perhatian yang kita curahkan pada anak sulung yang berprestasi dan anak bungsu yang menjadi sorotan, anak tengah perlu diberi penerimaan persis seperti apa adanya," kata Cliff Isaacson dan Kris Radish dalam buku The Birth Order Effect.

Berikut adalah beberapa tips untuk menangani sindrom anak tengah:

Baca juga: Kurangi Screen Time Terbukti Tingkatkan Kesehatan Mental Anak

1. Tawarkan kepastian

Jika anak melakukan kesalahan, kita perlu menekankan bahwa hukumannya tidak terkait dengan posisi saudara kandungnya, dan itu tidak mengubah fakta bahwa kita masih peduli padanya.

Ada baiknya kita menjelaskan alasan di balik hukuman tersebut, karena ini sangat penting ketika berhadapan dengan anak tengah, yang merasa seakan diabaikan.

2. Jangan tinggalkan mereka

Berikan perhatian yang cukup kepada anak tengah kita sehingga mereka tidak merasa perlu bertingkah untuk mencari perhatian.

Habiskan waktu berduaan dengan anak tengah dengan menetapkan tanggal di kalender sehingga dia tahu itu benar akan terjadi.

Dengan berfokus pada anak tengah, kita bisa meyakinkan mereka bahwa mereka sama pentingnya dengan saudara kandung mereka, dan menjauhkan mereka dari perasaan kehilangan.

Baca juga: Hubungan Anak dan Ayah Pengaruhi Nilai Matematikanya

3. Jadikan prestasi mereka sebagai suatu hal yang luar biasa

Walau anak sulung terlihat menonjol dengan prestasinya, tetap rayakan setiap pencapaian anak. 

4. Memberi semangat terhadap perbedaan

Jika anak sulung kita sering menjadi juara mungkin dalam hati kita berharap adik-adiknya juga mengikuti jejak mereka. Padahal, hal ini dapat memicu perasaan permusuhan dan rendah diri anak.

Sebaliknya, dorong anak tengah kita untuk menemukan hal hebat versi mereka sendiri, apakah itu akademis, atletik, atau artistik.

Baca juga: 8 Alasan Nilai Akademik Anak Terus Menurun

5. Pertahankan komunikasi yang terbuka

Hampir tidak mungkin bagi orangtua untuk memahami setiap bahasa tubuh anak. Termasuk ketika si anak tengah hanya diam atau cemberut saja.

Dari pada salah mengartikan, cobalah bicara padanya dan tanyakan perasaannya. Agar komunikasi lancar, jadilah pendengar yang baik saat anak bercerita.

6. Mengurangi barang lungsuran

"Sekali-sekali tidak apa-apa, tetapi anak mungkin sangat menghargai sesuatu yang baru, terutama barang-barang penting, seperti mantel atau jaket," tulis Dr. Kevin Leman, dalam The Birth Order Book: Why You Are the Way You Are.

Selain itu, berikan pula hak istimewa, seperti memilih dan menonton film tanpa gangguan dari saudara mereka. Ini dapat membantu anak tengah kita merasa istimewa.

Baca juga: Tanda-tanda Disleksia pada Anak yang Perlu Diketahui Orangtua

7. Abadikan momen mereka

Tak sedikit orangtua yang semangat mengabadikan setiap momen pertumbuhan anak sulungnya, tapi hanya membuat satu dua foto adik-adiknya. Hal ini bisa membuat anak merasa kurang istimewa.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com