Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa "Snooze" pada Alarm Hanya Sembilan Menit?

Kompas.com, 7 September 2021, 13:29 WIB
Intan Pitaloka,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jika kita bukan orang yang suka bangun pagi, kemungkinannya adalah kita langsung menekan tombol snooze setelah terbangun karena bunyi alarm. 

Menunda waktu bangun tidur memang menyenangkan, apalagi kalau sebelumnya kita tidur terlalu larut. Syaangnya, keheningan setelah menekan tombol "snooze" hanya bertahan dalam waktu sembilan menit. 

Pengaturan waktu tunda rata-rata alarm memang sembilan menit. Hal ini menimbulkan pertanyaan, kenapa waktunya "nanggung" dan bukan 10 menit saja? Ternyata ada alasannya.

Pengaturan otomatis di ponsel kita sebenarnya dimulai setengah abad yang lalu. Jam alarm diperkenalkan ke tombol snooze pada tahun 1956 dengan Snooz-Alarm General Electric-Telechron.

Penundaan model itu berlangsung sembilan menit, tetapi kemungkinan ada beberapa alasan mengapa.

Baca juga: 5 Tips untuk Segera Bangun Setelah Dengar Alarm

Sebelum adanya fungsi snooze, jam alarm sudah eksis sehingga pengaturan perlengkapan standar para pembuat jam. Nah, karena membuat mesin jam berbunyi tepat 10 menit ternyata tidak mungkin, sehingga mereka harus memilih antara mengaturnya pada sembilan menit  beberapa detik atau sepuluh menit lebih sedikit.

Waktu tunda dua digit akan lebih sulit untuk diprogram daripada satu digit, jadi desainer jam mememilih desain yang tak rumit. Lagi pula hal itu lebih bermanfaat bagi snoozers atau yang suka menunda waktu bangun tidur.

“Dalam hal tidur, sembilan menit adalah waktu yang cukup untuk istirahat singkat. Namun, begitu kira melewati tanda sepuluh menit, tubuh dapat mulai tertidur kembali, yang akan membuat bangun lagi menjadi sulit dan lebih tidak menyenangkan,"

Demikian yang dikatakan Holly Schiff, PsyD, psikolog klinis berlisensi yang berbasis di Greenwich, Connecticut.

Baca juga: Ketahui, Ini 9 Penyebab Sakit Kepala Saat Bangun Pagi

Apakah menunda alarm baik untuk kita?

Kita mungkin berpikir, jika snooze dapat mencegah kita masuk ke tidur “dalam” atau lama, jadi tidak ada salahnya untuk menekan tombol snooze alarm.

Sayangnya, para ahli tidur menyebut bahwa menggunakan "snooze" tidak bagus. Mencoba menyelipkan beberapa menit untuk terpejam lagi setelah bangun justru akan mengacaukan jam tidur alamiah kita.

"Ketika kita tertidur selama beberapa menit ekstra, kita sedang mempersiapkan tubuh kita untuk siklus tidur lain, lalu dengan cepat terganggu karena alarm kembali berbunyi, dan karena itulah merasa lelah sepanjang hari," kata Schiff.

Dia menambahkan bahwa bangun seperti itu, terutama berulang kali, dapat menyebabkan ketegangan pada sistem saraf dan kardiovaskular.

Jadi snooze seharusnya menjadi sesuatu yang kita lakukan hanya sesekali, tidak setiap pagi.

Baca juga: Nyeri Leher Saat Bangun Tidur? Mungkin Penyebabnya Salah Bantal

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau