Perlu diketahui, studi ini tidak menjamin berolahraga akan membantu mengatasi masalah tidur.
Penulis studi menekankan, kondisi tubuh setiap orang berbeda, dan banyak faktor seperti gaya hidup dan genetik yang dapat memengaruhi pola tidur individu.
"Ketika kami meninjau literatur tentang studi ini, kami menemukan ada banyak hasil yang beragam," kata Melodee Mograss, neuropsikolog kognitif dan peneliti di PERFORM Sleep Lab.
"Beberapa studi melihat waktu latihan, sementara studi lain berfokus pada tingkat kebugaran peserta, atau jenis latihan."
Baca juga: Apa Efeknya bagi Kesehatan kalau Sering Olahraga Malam-malam?
Tim peneliti di Concordia University mengumpulkan data dari 15 studi relevan terdahulu yang berfokus pada orang dewasa dan orang paruh baya dalam kondisi sehat.
Seluruh studi tersebut meninjau dampak dari satu sesi olahraga terhadap kualitas tidur peserta di malam hari.
Analisis statistik dilakukan untuk mengidentifikasi dan memeriksa berbagai variabel tidur dan olahraga.
Variabel itu mencakup waktu berolahraga (sore atau larut malam), jarak antara waktu olahraga dengan waktu tidur (kurang atau lebih dari dua jam), tingkat kebugaran individu, intensitas olahraga, durasi, dan jenis olahraga.
Dari studi tersebut, terungkap orang dewasa yang memiliki gaya hidup tidak aktif yang berolahraga di sore hari dengan jarak dua jam sebelum tidur mendapatkan peningkatan durasi tidur.
Waktu yang dibutuhkan untuk mulai tertidur juga menjadi lebih baik pada peserta studi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.