Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/10/2021, 08:15 WIB
Anya Dellanita,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Dibukanya kembali aktivitas perkantoran membuat banyak pekerja yang kembali "ngantor" setelah selama ini hanya WFH. Kondisi ini tentu butuh adaptasi, bukan saja untuk kita sebagai pekerja, tetapi juga orang rumah, termasuk hewan peliharaan.

Meski tak bisa berbicara, tetapi "si anabul" juga bisa merasa kesepian jika nanti kita tinggal. Setelah selama ini selalu kita temani di rumah, mereka bisa merasa “tak rela” ditinggal oleh pemiliknya dan mulai bertingkah.

Untuk mengatasinya, kita disarankan untuk rutin mengajak anabul berkomunikasi 

“Kuncinya sederhana saja, komunikasi. Nanti lama kelamaan, anabul mengerti,” ujar Animal Communicator dr. Margiastoeti, DK, MKKK, dalam acara Instagram Live Peka sama Perasaan Anabul Saat Kita WFO di Instagram @my.kindoflife pada Selasa (19/10/2021).

Menurut wanita yang akrab dipanggil dr. Argi ini, hewan peliharaan juga memiliki perasaan, sama seperti manusia, membuat kita tak bisa sembarangan dalam berkomunikasi dengan hewan peliharaan.

Baca juga: Cara Raditya Dika Kenalkan Kucing Peliharaan pada Anak

“Karena memiliki perasaan, saat berkomunikasi juga kita harus menganggap anabul itu ‘manusia’ atau ‘anak-anak’ lebih tepatnya, jadi cara berkomunikasinya harus lebih hati-hati,” ujar Argi.

“Misalnya saat akan pergi ke kantor untuk bekerja, katakan pada anabul apa tujuan kita pergi, lalu pergi dan pulang jam berapa, nanti pet akan tahu. Dan jangan lupakan kalau kita akan kembali,” tambahnya.

Sebaiknya kita tidak berkomunikasi dengan hewan peliharaan menggunakan kata-kata yang negatif. Dengan mengatakan sesuatu yang berawalan, “jangan!” atau kata menyentak dan mengancam.

Menurut Argi, kata negatif seperti itu malah berpotensi membuat hewan peliharaan semakin tidak mau menurut.

Sebaliknya, jika hewan kesayangan berhasil berpelaku baik, kita bisa memberinya reward atau hadiah.

Argi mengatakan bahwa komunikasi dengan hewan peliharaan harus dilakukan sesering mungkin, terutama jika komunikasi yang kita lakukan berbentuk verbal.

Baca juga: Anjing atau Kucing, Mana yang Lebih Pintar?

Hewan itu ingatannya pendek-pendek, jadi berkomunikasilah sesering mungkin,” katanya.

Selain itu, buang pemikiran negatif saat berkomunikais dengan hewan peliharaan. Sebab menurutnya, mereka dapat menyerap apa yang dipikirkan pemiliknya, membuat komunikasi tak akan berhasil jika pemiliknya terus berpikir negatif.

“Meski kita sudah terlihat positif dan mengatakan kata-kata halus, kalau pikiran kita negatif dan belum apa-apa sudah takut kalau anjing atau kucing kita tak akan menuruti permintaan, maka anabul kita memang tak akan menurutinya,” kata dia.

Perasaan kesepian dan kurang diperhatikan dapat membuat anabul mulai bertingkah, seperti tidak mau makan, buang air di mana saja, atau pura-pura sakit.

Bila hasil pemeriksaan dokter hewan tidak menunjukkan ada penyakit fisik, Argi menyarankan agar kita mengajak "ngobrol" hewan kesayangan dan mulai memberi perhatian lebih.

Baca juga: Pahami, Gonggongan Anjing Punya Arti yang Berbeda-beda

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com