Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketahui, Manfaat dan Risiko Memakai "Selimut Berat"

Kompas.com - Diperbarui 31/01/2023, 15:37 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Sejak beberapa tahun lalu, teknologi baru berupa selimut yang diberi berat berlebih dihadirkan.

Selimut berat ini dirancang sedemikian rupa untuk meredakan stres dan memperbaiki kualitas seseorang saat tertidur.

Penelitian menunjukkan, selimut berat bisa bermanfaat bagi mereka yang menderita sejumlah kondisi seperti autisme, insomnia, atau kecemasan (anxiety).

Pertanyaannya, apakah selimut yang begitu berat ini aman dipakai dalam jangka panjang?

Mengutip laman Healthline, selimut berat atau weighted blanket adalah selimut teraputik yang berbobot antara 2,2-13,6 kilogram.

Baca juga: Mengapa Ada Orang yang Tak Bisa Tidur Tanpa Selimut

Tekanan dari beban ekstra selimut ini mirip dengan teknik terapi yang disebut stimulasi tekanan dalam atau terapi tekanan.

Manfaat penggunaan selimut berat

Stimulasi tekanan dalam memanfaatkan tekanan untuk mengendurkan sistem saraf.

Dengan tekanan tersebut, selimut berat dapat membantu beberapa hal, seperti:

- Menghilangkan rasa nyeri

- Mengurangi gejala kecemasan

- Memperbaiki kualitas tidur

- Meredakan gejala depresi

Selain melibatkan bantuan dari seseorang, terapi tekanan juga bisa diperoleh dari selimut berat.

Kemudian, stimulasi tekanan dalam juga bisa berasal dari pakaian seperti rompi pemberat.

Meredakan berbagai masalah

Hasil penelitian yang ada sejauh ini mengungkapkan manfaat selimut berat untuk menurunkan beragam masalah, seperti:

1. Kecemasan

Salah satu kegunaan utama selimut berat adalah untuk mengobati kecemasan.

Stimulasi tekanan dalam dapat membantu mengurangi gairah otonom, jenis gairah yang bertanggung jawab atas gejala fisik kecemasan, seperti peningkatan detak jantung.

2. Autisme

Kesulitan tidur merupakan salah satu ciri autisme, dan ini banyak dialami oleh anak.

Satu studi kecil pada 2017 menemukan adanya manfaat positif dari terapi tekanan dalam pada beberapa orang yang menderita autisme.

Manfaat terapi tekanan dalam juga dapat diperoleh apabila mereka menggunakan selimut berat.

3. Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD)

Sebuah penelitian pada 2014 mengungkap manfaat rompi pemberat bagi penderita gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas atau ADHD.

Dalam studi ini, peneliti menjelaskan bahwa rompi pemberat digunakan dalam terapi ADHD untuk memperbaiki perhatian dan mengurangi gerakan hiperaktif.

Baca juga: Keluarkan Kaki Anda dari Selimut agar Cepat Tidur

Studi ini menemukan hasil yang menjanjikan bagi peserta yang menggunakan rompi pemberat selama uji coba.

Para peserta mengalami penurunan dalam hal meninggalkan tugas dan merasa gelisah.

4. Insomnia dan gangguan tidur

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan gangguan tidur, seperti kebiasaan bermain gadget, lingkungan rumah, atau asupan makanan tertentu.

Selimut berat dapat membantu meredakan insomnia dan gangguan tidur lain.

Tekanan tambahan dari pemakaian selimut dapat membantu menenangkan detak jantung dan pernapasan.

Hal ini akan membuat kita lebih mudah rileks dan mendapatkan istirahat malam yang baik.

5. Osteoartritis

Belum ada studi yang membahas tentang penggunaan selimut berat untuk osteoartritis.

Namun, ada satu penelitian terkait terapi pijat, di mana 18 penderita osteoarthritis menerima terapi pijat pada salah satu lutut mereka selama delapan minggu.

Peserta studi mengaku, terapi pijat membantu mengurangi nyeri lutut dan meningkatkan kualitas hidup mereka.

Terapi pijat memberikan tekanan yang dalam pada sendi osteoartritis, sehingga kemungkinan manfaat serupa dapat dirasakan saat menggunakan selimut berat.

6. Nyeri kronis

Sebuah studi tahun 2021 yang dilakukan para peneliti di UC San Diego menemukan selimut berat dapat mengurangi nyeri kronis.

Sebanyak 94 peserta dengan nyeri kronis menggunakan selimut ringan dan selimut berat selama satu minggu.

Mereka yang berada dalam kelompok selimut berat merasakan lega karena pengurangan rasa nyeri, terutama jika mereka juga mengalami kecemasan.

Akan tetapi, selimut berat tidak mengurangi tingkat intensitas nyeri.

7. Prosedur medis

Satu studi pada 2016 meneliti penggunaan selimut berat pada peserta yang menjalani pencabutan gigi bungsu.

Peserta yang menggunakan selimut berat mengalami penurunan gejala kecemasan dibandingkan kelompok kontrol yang tidak memakai selimut tersebut.

Para peneliti melakukan studi serupa pada remaja yang menggunakan selimut berat selama pencabutan gigi.

Hasilnya, peserta yang menggunakan selimut berat mengalami lebih sedikit kecemasan dibandingkan mereka yang tidak memakainya.

Prosedur medis cenderung menyebabkan gejala kecemasan seperti peningkatan detak jantung. Namun, selimut berat diyakini dapat bermanfaat dalam menenangkan gejala tersebut.

Risiko memakai selimut berat

Produsen selimut berat menyatakan, jika produk ini tidak boleh digunakan pada balita di bawah usia dua tahun karena dapat meningkatkan risiko meninggal dunia akibat lemas.

Baca juga: Selimut Tebal Bantu Tidur Lebih Nyenyak

Selalu konsultasikan dengan dokter anak sebelum mencoba selimut berat untuk anak.

Selimut berat juga kurang cocok bagi orang-orang dengan kondisi tertentu, seperti:

- Sleep apnea yang menyebabkan gangguan pernapasan saat tidur

- Asma, yang menyebabkan kesulitan bernapas di malam hari

- Claustrophobia, yang dipicu oleh selimut berat yang ketat
 


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com