KOMPAS.com - Menjaga keharmonisan dengan pasangan yang gila kerja alias workaholic memang bukan pekerjaan mudah.
Kita kerap merasa sendirian, ditinggalkan dan tidak diperhatikan karena sibuk dengan pekerjaannya. Pasangan kita seakan tidak memiliki keseimbangan karena lebih memprioritaskan kariernya.
Seringkali, pasangan workaholic juga mengingkari janjinya untuk berubah dan memberikan waktu lebih banyak kepada kita.
“Seringkali orang akan mengatakan bahwa mereka berkomitmen, misalnya, memiliki work-live balance padahal mereka sebenarnya berkomitmen untuk stres dan terus-menerus merasa terganggu," kata Katharine Agostino, seorang coach di Silicon Valley.
Baca juga: Seperti Elon Musk, Kenali Ciri-ciri Pasangan yang Workaholic
Pasangan yang workaholic bisa sangat menyebalkan dan memicu perasaan tidak puas pada hubungan yang kita jalani. Namun bukan berarti kita harus mengakhir hubungan tersebut karena merasa tidak diprioritaskan.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mempertahankan hubungan dengan pasangan workaholic antara lain:
Cobalah mengatur waktu bersama yang lebih berkualitas, dibandingkan berorientasi pada lamanya pertemuan. Fokusnya adalah energi yang disalurkan pada interaksi tersebut, bukan waktunya.
Cari waktu terbaik dengan aktivitas yang tepat agar kita bisa benar-benar terkoneksi dengan pasangan.
Baca juga: Sering Dilupakan, Inilah Pentingnya Komunikasi dalam Hubungan
Pasangan workaholic yang sangat fokus pada karier dan pekerjaannya bisa memberikan manfaat tersendiri.
"Kehidupan kerja dan kehidupan pribadi Anda adalah timbal balik, bukan dua bidang yang bersaing dalam hidup Anda," kata Naz Beheshti, mantan pelatih kesehatan eksekutif dan konsultan Steve Jobs.
Menurutnya, kegembiraan dan kepuasan atas pekerjaan bisa mengalir ke hubungan dan menghasilkan hal yang positif. Jadi daripada membatasi, biarkan pasangan melakukan hal yang paling disukainya dan rasakan manfaatnya.
Minta pasangan workaholic kita untuk menyimpan gawainya selama beberapa waktu ketika bersama.
"Berkomitmen untuk menghabiskan beberapa menit, jam atau hari bersama tanpa gangguan ponsel," kata Elisabeth LaMotte, terapis dan pendiri Pusat Konseling dan Psikoterapi di Washinton DC, AS.
Cara ini bisa menjadi solusi konkret dan realistis untuk benar-benar fokus pada interaksi dengan pasangan.
Baca juga: Pentingnya Personal Space dalam Sebuah Hubungan
Cobalah mengubah pola komunikasi kita ketika menyampaikan keluhan kepada pasangan soal kecenderungan gila kerja yang dimilikinya.