KOMPAS.com - Pradiabetes merupakan kondisi ketika kadar gula darah seseorang sudah melebihi batas normal namun belum bisa dikategorikan sebagai diabetes tipe 2.
Agar tidak meningkat menjadi diabetes, pradiabetes dapat diatasi dengan menerapkan gaya hidup sehat, seperti melakukan diet rendah karbohidrat dan berolahraga secara teratur.
Konsultan Senior Penyakit Dalam di Rumah Sakit Fortis, Dr. Aditya S. Chowti mengatakan diabetes tidak hanya menyerang orang yang kegemukan atau punya faktor genetik diabetes, melainkan bisa diderita oleh kelompok usia muda.
"Kebiasaan makan yang tidak sehat seperti waktu makan yang tidak tepat waktu, asupan makanan berkalori tinggi, minuman berkarbonasi, dan asupan makanan yang tinggi lemak trans merupakan faktor yang dapat mengarahkan pasien ke tepi diabetes mellitus," ujar Chowti.
Baca juga: Cara Mencegah Pradiabetes Menjadi Diabetes
Ia menerangkan, pencegahan diabetes sebenarnya bisa dilakukan ketika seseorang masih kanak-kanak dengan menerapkan gaya hidup sehat.
"Kita harus sadar bahwa kondisi ini dapat dicegah, karena kita semua tahu mencegah lebih baik daripada mengobati. Olahraga dan diet adalah dua strategi pencegahan utama dan harus ditanggapi dengan serius,” imbuh Dr. Chowti.
Meski kadar gula darahnya tak setinggi penderita diabetes tipe 2, penderita pradiabetes sebaiknya tetap memahami berapa batas kadar gula darah yang normal.
Untuk kisaran kadar gula darah yang harus dijaga simak yang berikut ini:
Baca juga: Pradiabetes, Selangkah Lagi Jadi Diabetes jika Gaya Hidup Tak Berubah
Setiap penyakit tentu memiliki gejala tertentu yang bisa diwaspadai. Sayangnya, kebanyakan pasien diabetes tidak merasakan gejalanya.
Walau demikian, ada sejumlah tanda yang bisa diwaspadai orang agar terhindari dari risiko terkena diabetes, diantaranya:
• Sering buang air kecil
• Berat badan bertambah
• Kelelahan
• Rasa lapar yang berlebihan
• Rasa haus yang berlebihan.
Cara terakurat untuk mengetahui apakah gula darah kita normal atau tidak adalah dengan melakukan pemeriksaan gula darah puasa di laboratorium.
Baca juga: Mengapa Komplikasi Diabetes Bisa Sebabkan Amputasi Kaki?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.