Tak heran, banyak orangtua berusaha agar anaknya menjadi bilingual sejak dini.
Dikutip dari situs Michigan State University, paparan bilingual diakui memang memberikan manfaat yang lebih dibandingkan kemampuan satu bahasa saja.
Baca juga: Mempelajari Bahasa Baru? Ini Rahasianya
Anak bilingual mungkin memiliki kemampuan superior untuk fokus pada satu hal dan mengubah responsnya, dengan mudah menunjukkan "kognitif fleksibilitas.”
Kedua sifat tersebut membutuhkan pengendalian diri, sifat yang sangat diinginkan di kelas anak usia dini dan juga kehidupan.
Ketika balita bilingual mencoba untuk berkomunikasi, bahasa di otak "bersaing" untuk diaktifkan dan dipilih.
Anak harus memilih salah satu dan menekan kecenderungan bahasa yang lain.
Proses ini membutuhkan perhatian dan kemampuan otak untuk menjadi fleksibel, yang dimungkinkan pada usia dini ini.
Gangguan memaksa otak untuk menyelesaikan konflik internal, memberikan pikiran latihan yang memperkuat otot-otot kognitifnya.
Anak-anak bilingual juga lebih mahir memecahkan beberapa jenis teka-teki otak.
Sebuah studi tahun 2004 menemukan, remaja bilingual lebih berhasil membagi objek berdasarkan bentuk dan warna dibandingkan pengguna satu bahasa
Data ini menunjukkan pengalaman bilingual meningkatkan pusat komando otak.
Hal ini memberi remaja kemampuan merencanakan, memecahkan masalah, dan melakukan tugas-tugas otak lainnya.
Termasuk pula mengalihkan perhatian dari satu hal ke hal lain dan mengingat informasi.
Misalnya mengingat urutan arah ketika bersiap-siap ke sekolah di pagi hari atau, untuk orang dewasa, mengendarai mobil.
Kemampuan bilingual memang lebih mudah dipelajari ketika anak masih usia dini.