Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Tanda Olahraga Berlebihan dan Menyakiti Diri Sendiri

Kompas.com - 12/01/2022, 11:00 WIB
Anya Dellanita,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Olahraga rutin memang diperlukan untuk membuat tubuh selalu bugar dan menghindari berbagai penyakit.

Namun sayangnya, tak sedikit orang yang malah menjadi berolahraga berlebihan tanpa istirahat yang cukup dengan berbagai alasan -baik disadari atau pun tidak.

Akibatnya, olahraga pun menjadi hal yang “menyakiti” tubuh kita sendiri.

Nah, jika olahraga mulai menyakiti tubuh, artinya kita harus mengurangi intensitasnya. Berikut tanda-tandanya.

Jasmine Marcus -ahli terapi fisik yang berbasis di New York, AS, mengatakan, rasa sakit saat berolahraga bisa menjadi tanda bencana.

Baca juga: Pahami, Dampak Olahraga Berlebih terhadap Jantung

"Rasa sakit adalah cara tubuh melindungi diri dan kemungkinan besar itu berarti kita melukai diri sendiri," kata dia.

Jika rasa sakit terlokalisasi pada satu bagian tubuh, dan kita dapat menyelesaikan olahraga, kita bisa melanjutkannya.

Asalkan, pastikan untuk mencari perawatan medis jika ada yang terasa mengganggu.

"Misalnya, jika bahu terasa mengganggu, kita harus menghindari iritasi lebih lanjut dengan penekanan bahu."

"Tetapi, tidak ada alasan untuk tidak bisa terus melatih tubuh bagian bawah," tambah dia.

"Lalu, pastikan untuk mengobati bahu,” lanjut dia.

Intinya, selalu dengarkan tubuh. Sebab, menahannya melalui cedera bisa membuat kita absen lebih lama.

Jangan lupa cari bantuan medis jika rasa sakit terasa tajam, menusuk, atau parah, atau mengalami pembengkakan, memar, atau luka terbuka.

  • Merasa pusing dan lemah

Jika mengalami pusing atau merasa lemah setelah berolahraga, itu bukan pertanda baik.

Mitchell Starkman -ahli terapi fisik olahraga dan ortopedi yang berbasis di Kanada, mengatakan, pusing setelah berolahraga tergolong normal.

Pusing muncul karena adanya perubahan posisi, namun seharusnya kondisi itu tidak berlanjut.

"Jika kita terus-menerus pusing saat berolahraga, ada baiknya berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu," kata dia.

Saat berdiri terlalu cepat, pusing itu terjadi karena tubuh beradaptasi dengan gerakan mendadak, seperti squat atau deadlift yang dapat menyebabkan kehilangan aliran darah ke otak.

Pusing juga bisa disebabkan oleh kebiasaan makan. Meski kebutuhan diet setiap orang berbeda-beda, tetapi jika kita sering berolahraga dengan perut kosong, pusing selama berolahraga bisa terjadi.

  • Sering sakit

Olahraga yang konsisten dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, namun, olahraga berlebihan dapat menjadi bumerang dan menyebabkan kita sakit.

Baca juga: Banyak Kasus Pesepeda Meninggal, Kenali Tanda-tanda Olahraga Berlebih

Hal ini disebabkan karena setelah berolahraga, kekebalan tubuh sebenarnya sedikit turun selama beberapa jam, membuat kita lebih rentan terhadap penyakit.

Karena itu, jika dilakukan berlebihan, seseorang bisa sakit karenanya.

Jadi, jika sering sakit, coba tinjau kembali pola olahraga, dan pastikan untuk mengambil hari istirahat yang cukup serta mengisi bahan bakar tubuh sebelum dan sesudah berolahraga.

  • Masalah tidur

Olahraga dianggap bermanfaat untuk kualitas tidur. Namun, jika kita kesulitan tidur di malam hari, artinya kita berolahraga terlalu sering.

"Insomnia adalah tanda bahwa sistem saraf simpatik tidak berfungsi dengan sehat, dan secara langsung terkait dengan terlalu banyak berolahraga."

Demikian kata Chelsea Axe, dokter chiropraktik bersertifikat dan spesialis kekuatan dan pengkondisian bersertifikat di DrAxe.com.

"Sistem saraf simpatik yang terlalu aktif dan kesulitan tidur terkait erat dengan aktivitas anaerobik, seperti lari cepat, dan latihan ketahanan berat, seperti angkat beban," tambah dia.

Menurut dia, latihan angkat beban dan berlari dapat dengan menyebabkan insomnia atau kegelisahan karena sistem saraf simpatik terkait erat dengan respons melawan-atau-lari otak.

Jadi, berolahraga di pagi hari atau mengurangi frekuensi dan intensitas latihan dapat membantu meringankan masalah tidur yang terkait dengan olahraga.

Selain itu, Axe menambahkan, meditasi, yoga, dan pijat dapat meringankan dampak dari olahraga yang membuat sistem saraf simpatik terlalu aktif itu.

  • Kelelahan berlebih

Jika merasa lelah sepanjang waktu dan tidak berenergi setelah berolahraga, mungkin kita perlu menguranginya.

"Nyeri otot biasa terjadi pada rutinitas baru, tetapi tidak dengan kelelahan yang berlebihan."

"Jadi, jika kita mendapatkan tidur yang cukup dan masih sangat lelah, mungkin ada beberapa alasan," ujar Megan Ostler -ahli diet terdaftar dan direktur nutrisi di iFit.

Baca juga: Kenali, Tanda dan Bahaya Olahraga Berlebihan bagi Tubuh

Menurut dia, kelelahan berlebihan itu umumnya disebabkan oleh anemia defisiensi besi, terutama pada wanita.

"Ketika kita kekurangan zat besi, kita tidak dapat mengangkut oksigen sebanyak itu, dan tanpa oksigen yang cukup, otot dan organ kita tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya, termasuk mengubah nutrisi menjadi energi."

"Produksi energi yang rendah tentu akan membuat energi yang rendah juga," kata dia.

Selain itu, alasan umum lainnya adalah tidak mengonsumsi cukup kalori sebelum dan sesudah berolahraga.

"Tubuh kita bekerja keras untuk memastikan kita tidak mati karena kelaparan, jadi ketika asupan makanan kita berkurang atau olahraga meningkat, tubuh kita harus belajar beradaptasi," kata Ostler.

  • Kehilangan nafsu makan

Meskipun umumnya kita akan merasa lebih lapar saat tubuh beradaptasi dengan rutinitas kebugaran baru, mendadak kehilangan nafsu makan setelah berolahraga harus diwaspadai.

"Banyak atlet berasumsi bahwa mereka hanya mengikuti isyarat lapar untuk mengetahui berapa banyak makanan yang yang harus dimakan."

"Namun, tidak selalu demikian," kata Ostler.

"Jika kita berolahraga pada intensitas tinggi, nafsu makan kita mungkin benar-benar ditekan,” tambah dia.

  • Depresi

Saat kita berkeringat, tubuh kita melepaskan endorfin, hormon perasaan baik yang membuat kita merasa rileks dan mengurangi stres.

Namun, terlalu banyak olahraga sebenarnya dapat menyebabkan tingkat kecemasan atau depresi meningkat.

Baca juga: Kenali Efek Samping Akibat Olahraga Berlebihan

"Terlalu banyak aktivitas aerobik dapat menyebabkan parasympathetic overtraining, dengan gejala kelelahan, depresi, dan kinerja olahraga yang terganggu,” ujar Axe.

Menurut dia, atlet yang berlatih berlebihan juga dapat menderita disfungsi adrenal dan gangguan mood yang diperburuk oleh kadar kortisol yang berlebihan dalam tubuh.

  • Detak jantung cepat dan berlangsung lama

Salah satu tanda kita melakukan rutinitas olahraga yang berlebihan adalah jika detak jantung tetap berfluktuasi saat istirahat.

"Jika kita baru berolahraga, variasi detak jantung istirahat wajar, seiring pembentukkan tubuh menjadi lebih baik."

"Tetapi untuk olahragawan berpengalaman, variabilitas detak jantung merupakan cara mudah untuk mengetahui tanda-tanda awal overtraining,” ujar Axe.

  • Nyeri otot berkepanjangan

Nyeri otot sering terjadi beberapa hari setelah olahraga berat. Namun, seharusnya nyeri ini tidak sepenuhnya membuat kita absen, dan hilang dalam waktu yang relatif cepat.

Baca juga: Jangan Olahraga Berlebihan Selama Masa Karantina, Apa Alasannya?

Jadi, jika otot terasa nyeri terus-menerus, mungkin kita olahraga berlebihan.

"Saat kita berolahraga, akan terjadi sobekan kecil pada otot. Kerusakan ini kemudian menumpuk dan menyebabkan pertumbuhan otot," kata Emily Paskins, pelatih pribadi di iFit.

"Namun, jika kita terus-menerus 'mengoyak' otot-otot tanpa memberikan waktu yang cukup untuk membangunnya kembali, otot akan berada dalam kondisi keausan dan nyeri yang konstan,” tambah dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com