Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/01/2022, 15:42 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Shape

Seorang dokter kulit bersertifikat, Joel Schlessinger mengungkapkan, ada banyak jamur yang bisa menimbulkan infeksi dan banyak cara untuk menularkannya.

"Bersentuhan dengan jamur berbahaya di salon kuku dapat mengakibatkan infeksi."

"Terutama jika kita sudah mengalami gangguan kekebalan tubuh atau memiliki kondisi kesehatan tertentu seperti HIV/AIDS, kanker, diabetes, dan penyakit autoimun lainnya," kata dia.

Sementara itu, dokter penyakit dalam yang berbasis di Chicago, Vivek Cherian menambahkan, infeksi bakteri dapat muncul dalam beberapa hari setelah paparan.

Selain itu, infeksi virus dan jamur kadang-kadang dapat muncul beberapa bulan setelah paparan.

Kondisi itulah yang lantas menyulitkan untuk menentukan dengan tepat kapan dan tempat kita terinfeksi.

"Ada beberapa jenis masalah kesehatan yang dapat muncul sebagai akibat dari kunjungan ke salon," kata Brenner.

"Contohnya, infeksi jamur yang disebut tinea pedis dan bakteri yang disebut mycobacterium fortuitum."

"Bakteri ini dapat berkembang karena kelembapan dalam rendaman kaki yang tidak bersih," lanjut dia.

Baca juga: Cara Mencegah Risiko Sepsis ketika Mengalami Infeksi

Mikroorganisme seperti virus dan jamur penyebab penyakit ini bisa masuk melalui lecet dan luka kecil yang tanpa kita sadari bisa menjadi sesuatu yang lebih berbahaya.

Clara sendiri diketahui memiliki kondisi kesehatan sebelumnya, yakni penyakit arteri perifer atau PAD.

PAD bisa mengakibatkan infeksi menyebar dengan cepat dari jari kaki ke kaki bagian bawah.

Pengacara Clara juga menyatakan bahwa kliennya memiliki bentuk parah dari gangguan peredaran darah ini, di mana arteri yang menyempit mengurangi aliran darah ke anggota badan.

Brenner mencatat, orang dengan kondisi predisposisi seperti diabetes, neuropati, penyakit pembuluh darah perifer, atau penyakit berbasis kekebalan lainnya tidak boleh pergi ke salon mani/pedi.

Sebagai gantinya, orang tersebut sebaiknya mengunjungi ahli penyakit kaki untuk melakukan mani/pedi tingkat medis.

Meni/pedi semacam ini dilakukan dengan perawatan khusus untuk menghindari infeksi, misalnya, tanpa air dan penggosokan yang berpotensi invasif, serta menggunakan alat medis yang steril.

Cara mencegah

"Cara terbaik untuk mencegah infeksi adalah pergi ke salon kuku terkemuka, di mana teknisi kuku memakai sarung tangan dan mensterilkan semua peralatan dengan antiseptik yang kuat," ujar Brenner.

Cherian juga mengingatkan agar kita memastikan bahwa ember yang digunakan untuk menampung air telah didesinfeksi dan dibersihkan.

"Hal ini sangat penting karena instrumen yang digunakan sepenuhnya didesinfeksi setelah setiap klien menggunakannya," ujar dia.

Baca juga: Infeksi Gigi Berlubang Bisa Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung

"Idealnya peralatan mereka harus diautoklaf, metode disinfektan yang digunakan rumah sakit untuk mensterilkan alat bedah sepenuhnya," ujar dia.

Tak hanya itu, dia juga menyarankan cara lain yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi yakni dengan melakukan mani/padi kering.

Manikur pedikur kering melewatkan mandi kaki, dan menghindari pencukuran bulu di kaki yang bisa meminimalkan risiko.

Apabila kita memiliki kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya dan area di sekitar kuku tergores, maka kita harus mencari perawatan medis secepatnya.

Bahkan, jika kita belum menunjukkan gejala yang mengganggu, langkah itu pun sebaiknya tetap dilakukan.

Perhatikan juga area di sekitar luka atau benjolan yang menjadi merah, panas, atau bengkak, hingga muncul bisul, nanah, dan garis merah di kaki.

"Cari pertolongan medis segera jika mengalami demam, kedinginan, keringat di malam hari, mual, atau muntah, yang bisa berarti infeksi telah menyebar," sebut Brenner.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com