Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Tanda Kantor Punya Budaya Kerja Toksik, Bisa Ditebak Saat Interview

Kompas.com - 11/02/2022, 10:42 WIB
Dinno Baskoro,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Huffpost

KOMPAS.com - Budaya kerja toksik kini menjadi alasan terkuat karyawan untuk mengundurkan diri dari posisinya di kantor, untuk mencari pekerjaan lain.

Menurut penelitian yang dianalisis oleh situs pencarian kerja Glassdoor, lingkungan kerja yang toksik 10 kali lipat dihindari para karyawan dalam meniti karier.

Hal ini mengalahkan beberapa alasan lain pekerja resign dari kantor -termasuk soal gaji, kompensasi hingga keuangan perusahaan yang tidak stabil.

Budaya kerja toksik dapat didefinisikan sebagai ritme kerja yang tidak etis, pekerja merasa tidak dihargai, atau pun manajemen yang tidak adil.

Juga soal rekan kerja yang suka "menusuk dari belakang" hingga alasan pemutusan kerja karyawan yang tidak jelas.

Baca juga: Apakah Anda Siap Hadapi Budaya Kerja Baru?

Demi kesejahteraan dan ketenangan para pekerja, budaya kerja tersebut memang sebaiknya dihindari.

Beruntung, rupanya budaya kerja toksik semacam ini bisa ditebak saat kita menjalani sesi wawancara.

Berikut ini adalah enam tanda kalau sebuah perusahaan memiliki budaya kerja yang tak menyenangkan semacam itu.

1. Meremehkan pekerjaan si kandidat

Ketika ada satu pembicaraan yang membuat pelamar merasa terpojok atau diremehkan kinerja di perusahaan sebelumnya, maka hal itu bisa menjadi pertanda bahwa kantor tersebut mempunyai budaya kerja toksik.

"Ini adalah tanda-tanda klasik intimidasi. Ada beberapa perilaku yang tidak pantas terjadi di kantor itu."

Demikian penjelasan E. Kevin Kelloway, ketua penelitian psikologi kesehatan kerja di Universitas St. Mary.

2. Manajer tak ingin calon pelamar berbicara dengan orang lain

Dalam lingkungan kerja yang sehat, karyawan bebas untuk jujur tentang bagaimana rasanya bekerja di sana.

Tetapi di tempat kerja yang toksik, bos dengan ketat mengontrol cara karyawan berkomunikasi, bahkan kepada calon karyawan baru.

3. Pewawancara tidak mengakui kekurangan perusahaan

Jika pewawancara tidak mau jujur tentang kelemahan tim atau organisasi, itu adalah tanda bahwa kantor punya budaya kerja toksik.

"Tempat kerja yang sehat memiliki keamanan secara psikologis untuk mengetahui dan memberi tahu soal kekurangan yang dimiliki."

"Jika ada kesalahan yang disembunyikan, perilaku toksik ini bisa menguras energi para karyawannya," ujar Laura Gallagher, psikolog organisasi di perusahaan konsultan.

4. Cara berkomunikasi pewawancara "lebay"

Jika pewawancara berbicara soal kehebatan perusahaan dalam meraih sesuatu tanpa ada celah atau citra buruk yang diceritakan, itu bisa menjadi tanda selanjutnya.

"Jika ada sesuatu yang menurut kita tidak sesuai dengan nilai yang kita bagikan, mungkin itu bukan budaya yang tepat untuk kita."

Demikian kata Manuela Priesemuth, profesor Manajemen dari Universitas Villanova.

5. Tak ada penjelasan lebih rinci soal perjanjian kerja

Sesi interview merupakan waktu yang tepat untuk mendapat kejelasan soal pekerjaan. Jika HRD menolak untuk menjawab pertanyaan tentang perjanjian kerja, itu adalah tanda bahaya.

Sebelum mulai bekerja, baiknya ketahui dulu lebih detil soal perjanjian kerja.

Jika cenderung mengalihkan pembicaraan bisa saja ada aturan yang disembunyikan dan berdampak pada kinerjamu saat bekerja kelak.

Baca juga: Catat, Ini 3 Cara Manajemen Tempat Sampah agar Lingkungan Kerja Tetap Sehat

6. Karyawan terlihat seperti sedang tertekan

Salah satu petunjuk halus dari tempat kerja yang toksik adalah memantau ekspresi yang terpancar dari raut wajah orang yang sudah bekerja di perusahaan itu.

Coba pahami beberapa tanda berikut; bagaimana kita disambut saat datang wawancara?

Apakah orang-orang di sana terlihat bahagia? Apakah mereka menghindari kontak mata? Apakah ada yang teriak di kantor? Atau mobilitas mereka terkesan sibuk sekali?

Suasana di sana dapat memberi petunjuk soal budaya kerja. Jangan sampai tidak menyadari beberapa tanda di atas, malah kita "terjebak" di budaya kerja toksik.

Lebih baik ikuti insting dan siapkan mental untuk menolak tawaran jika memang kita diterima di perusahaan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com