Misal, ketika ia mengaku cinta tetapi tidak bisa mengendalikan emosinya, maka hal yang patut dipertanyakan ke diri sendiri adalah, “Apa saya bisa memaklumi perilaku dia, meskipun bentuknya kekerasan?”
“Apa saya bisa menerima perlakuan kekerasan tersebut sebagai bentuk dari cinta?”
Coba ajak pasanganmu untuk berpikir dan sadar, jika perbuatannya salah dan bisa menyakiti dirimu.
Mengutip jurnal The Process of Leaving an Abusive Relationship, hampir semua wanita yang dipukuli menganggap tidak ada kemungkinan untuk kembali ke pelaku yang abusive.
Untuk bisa bijak dalam menghadapi permasalahan hubungan yang abusive, memang sulit.
Kita sering kali gagal mengendalikan pikiran karena kalah pada perasaan atau sebaliknya. Lalu bagaimana cara menyatukan keduanya, ya?
Simak pembahasan bagaimana cara menyeimbangkan antara pola pikir dengan perasaan, melalui siniar Anyaman Jiwa dengan tajuk “Masalah Dalam Diri (Pikiran VS Perasaan” bersama psikolog klinis, dra. Astrid Regina Sapiie.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.