Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/02/2022, 06:36 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

3. Berhenti merokok

Merokok adalah penyebab utama aterosklerosis, ketika arteri mengeras dan menyempit karena plak kolesterol dan kalsium.

Ini juga dapat meningkatkan risiko terkena serangan jantung. Tapi kabar baiknya, kebiasaan merokok tetap bisa dihentikan.

4. Pemeriksaan kesehatan secara teratur

Selain faktor gaya hidup, genetika ternyata juga memberikan pengaruh terhadap risiko penyakit jantung.

“Faktor risiko seperti genetika, riwayat keluarga, dan penuaan tidak dapat diatasi. Pada titik tertentu, Anda mungkin perlu minum obat untuk mencegah penyakit jantung.”

Untuk mengetahui faktor penyakit jantung yang tidak dapat ubah, dia meminta orang-orang untuk berkonsultasi ke dokter.

Orang yang berisiko mungkin akan diberi obat penurun kolesterol untuk mengurangi risiko stroke dan serangan jantung.

Sementara itu, American Heart Association juga merekomendasikan pemeriksaan berikut untuk menjaga kesehatan jantung:

  • Pemeriksaan tekanan darah

Jika tekanan darah 120/80, kita dapat memeriksakannya setiap tahun. Jika tidak, periksakan selama kunjungan kesehatan rutin.

Kita juga bisa memantau tekanan darah di rumah.

  • Kolesterol

Jika kadar sudah baik, kita dapat profil lipoprotein puasa untuk mengukur kolesterol total, HDL (baik) dan LDL (jahat) setiap 4-6 tahun.

Jika kita memiliki peningkatan risiko penyakit jantung dan stroke, ini harus dilakukan lebih sering.

  • Lingkar pinggang

Pemeriksaan ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan untuk membantu mengevaluasi risiko kardiovaskular jika BMI lebih besar dari atau sama dengan 25 kg/m2.

Baca juga: Punya Keturunan Sakit Jantung? Coba Ikuti 7 Kebiasaan Makan Ini

  • Tes glukosa darah

American Diabetes Association merekomendasikan tes pradiabetes dan risiko diabetes mulai usia 45 tahun.

Jika risikonya rendah, pengujian dapat diulang dalam interval tiga tahun. Jika seseorang hidup dengan pradiabetes, dia harus menjalani tes diabetes tipe 2 setiap 1-2 tahun.

  • Jaga berat badan

Indeks massa tubuh (BMI) di atas 30 menempatkan kita pada risiko penyakit jantung.

“Perut bunci dapat meningkatkan risiko,” kata Dr. Laffin.

"Sel-sel lemak itu dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular di masa depan dan masalah seperti tekanan darah tinggi dan gula darah."

Saat berat badan meningkat, tekanan darah juga ikut meningkat.

Kelebihan berat badan akan memberi banyak tekanan pada jantung sehingga menyebabkan kerusakan pembuluh darah dan kondisi kesehatan lainnya.

Menurunkan berat badan, walau hanya 4,5 kilogram, dapat membantu mencegah tekanan darah tinggi.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com