Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Dokter Lakukan Gaslighting pada Pasien, Harus Bagaimana?

Kompas.com - 16/03/2022, 05:27 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Health

KOMPAS.com - Saat merasakan kondisi yang tidak beres pada tubuh, beberapa orang langsung memutuskan untuk berkonsultasi ke dokter.

Hanya saja, tidak semua dokter menerima keluhan pasien dan memberikan penanganan dengan tepat.

Ada dokter yang mengatakan kondisi pasien baik-baik saja, tidak memiliki masalah. Cara dokter mengatakan hal ini kepada pasien bisa juga disebut sebagai gaslighting.

Gaslighting adalah fenomena di mana seseorang mencoba meyakinkan orang lain jika insting atau apa yang dirasakannya salah dan tidak sesuai fakta.

Fenomena ini tidak hanya ditemukan dalam hubungan asmara, melainkan juga di dunia medis.

Gaslighting di dunia medis terjadi ketika tenaga kesehatan atau dokter meremehkan kondisi yang dirasakan pasien.

Baca juga: Agar Tak Berlanjut, Pahami Cara Hentikan Self-Gaslighting

Dokter lalu mencoba meyakinkan pasien bahwa kondisi itu dipicu dari sesuatu yang lain.

Apa yang mengejutkan, gaslighting tersebut biasanya dialami oleh pasien wanita.

Kasus gaslighting dokter pada pasien wanita

Seperti dilansir laman Health, wanita bernama Deborah J. Cohan sempat pergi ke dokter dengan rasa sakit yang luar biasa di seluruh bagian tengah tubuhnya.

"Saya tidak bisa berdiri tegak. Makan dan pergi ke kamar mandi tidak nyaman," kata penduduk South Carolina, AS itu.

Dia memiliki firasat jika bagian organ kewanitaannya bermasalah, namun dokter meragukan keluhan Cohan.

Dokter menyatakan itu adalah sakit punggung dan meresepkan Cohan pelemas otot.

Obat itu tidak bekerja. Berbagai pengobatan lain seperti obat pereda nyeri, perawatan chiropractic atau peregangan juga tidak membantu mengatasi masalah.

Beberapa hari kemudian, rasa sakit Cohan bertambah parah dan dia pergi ke UGD.

Dokter yang bertugas dengan yakin menyatakan Cohan menderita fibroid rahim atau mioma uteri, yakni daging non-kanker yang tumbuh di dalam rahim.

Baca juga: 10 Bulan Pasca Skadal Gaslighting, Seo Ye Ji Akhirnya Buka Suara

Faktanya, Cohan sudah tidak lagi memiliki rahim karena rahim itu diangkat di rumah sakit yang sama di tahun sebelumnya.

"Dokter bersikeras bahwa saya salah," kenang Cohan.

Pada akhirnya, diketahui ovarium Cohan melintir atau bengkok. Kondisi ini disebut torsi ovarium, yang disebabkan oleh pecahnya kista (kumpulan cairan) pada ovarium.

Kondisi yang dialami wanita itu dianggap sebagai darurat medis dan jika tidak ditangani dapat berakibat fatal.

Ia pun menjalani operasi pengangkatan kedua indung telurnya dan pulih dalam waktu cepat.

"Pengalaman ini menegaskan apa yang sudah lama saya yakini," kata dia.

"Perempuan perlu merangkul, memercayai, memiliki, dan melindungi tubuh mereka sendiri."

Kasus lain dialami oleh Erin Jackson. Ia merupakan pengacara kesehatan dan pendiri Inspire Sante, organisasi nirlaba yang berfokus pada masalah nyeri panggul.

Selama 10 tahun, dia diberitahu dokter bahwa nyeri panggul yang terasa menusuk dan kesemutan tidak perlu dikhawatirkan.

"Saya diberitahu bahwa tidak ada yang salah atau tidak diminta untuk mencari perawatan psikiatris," kata Jackson.

"Diberitahu kondisi saya baik-baik saja itu menakutkan."

Merasa putus asa, Jackson berkonsultasi dengan banyak dokter. Sebagian besar dokter bersikeras mengatakan wanita itu dalam kondisi sehat.

Bahkan, ada dokter yang menyebutkan rasa sakit yang dialaminya hanyalah periode buruk menstruasi. Jackson juga diminta untuk mengelola stres dengan lebih baik.

Baca juga: 7 Tahapan Gaslighting dalam Hubungan Percintaan, Awas Jadi Korban

Setelah menemukan dokter yang merujuknya ke ahli terapi fisik dasar panggul, ia akhirnya terbebas dari rasa sakit.

"Saya sudah mendengar dari wanita yang memiliki pengalaman sangat mirip dengan pengalaman saya sehingga saya dapat menulis cerita itu," jelas Jackson.

Ia juga menuturkan, banyak pasien wanita yang berulang kali diberitahu dokter bahwa periode menstruasi yang menyakitkan adalah kondisi yang normal.

 

Disebabkan oleh bias gender

Menurut G. Thomas Ruiz, MD, kepala obstetri dan ginekologi di MemorialCare Orange Coast Medical Center, California, AS, masalah kesehatan wanita sering diabaikan, diremehkan, atau salah didiagnosis oleh dokter.

"Ini adalah fenomena nyata," papar Ruiz.

"Penyebabnya bisa jadi karena bias gender. Ada beberapa penelitian bagus yang mendukung hal ini."

Beberapa masalah ginekologi, seperti endometriosis (jaringan di bagian rahim yang tumbuh di luar dinding rahim) sangat sulit untuk didiagnosis.

Namun ada pula penyakit lain pada wanita yang cenderung diremehkan oleh dokter.

Baca juga: Kenali 6 Hal yang Dikatakan Pelaku Gaslighting untuk Memanipulasi Kita

Misalnya, wanita dengan penyakit jantung diberikan resep obat yang lebih sedikit dan jarang dianjurkan untuk menjalani operasi dibandingkan pria yang mengalami penyakit jantung.

Satu studi di Academic Emergency Medicine menemukan, pasien wanita yang pergi ke UGD dengan keluhan nyeri perut yang parah harus menunggu selama 65 menit untuk mendapatkan penanganan.

Fakta ini dibandingkan dengan pria yang hanya memerlukan waktu 49 menit untuk mendapatkan pereda nyeri dari dokter.

 

Solusinya

Jika dokter meragukan atau meremehkan keluhan kita, atau salah mendiagnosis penyakit, jangan tinggal diam.

Yvonne Bohn, ahli obstetri dan ginekologi di Providence Saint John's Health Center di Santa Monica, California memberikan tiga tips, yaitu:

Baca juga: Waspada, Ini Tanda Pasangan Melakukan Gaslighting

1. Carilah penyedia layanan kesehatan yang dipercaya

"Carilah dokter yang jujur dan langsung dan benar-benar mendengarkan kita ketika kita berbicara," kata Bohn.

2. Prioritaskan keluhan kita

"Sebagai dokter, kita berada di bawah banyak tekanan," cetus Bohn.

"Kita memiliki terlalu banyak pasien dan kekurangan waktu."

Jika kita berkonsultasi dengan dokter, jangan menanyakan terlalu banyak pertanyaan. Fokuslah pada beberapa keluhan yang paling mendesak.

3. Cari pendapat dari dokter lain

"Jika kita tidak percaya pada pendapat pertama, mintalah pendapat dari dokter lain," catat Ruiz.

Baca juga: Waspadai, 7 Tanda Gaslighting dalam Hubungan Asmara

Dalam beberapa kasus, kita mungkin perlu berkonsultasi dengan dokter wanita. Namun kita tidak harus sepenuhnya menghindari dokter pria.

"Saya tahu banyak obgyn wanita yang tidak peka seperti halnya obgyn pria," lanjut Ruiz.

"Temukan dokter yang mendengarkan kita dan menanggapi keluhan kita dengan serius."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com