Meskipun kurangnya bukti ilmiah bahwa diet karnivora dapat membantu wanita hamil, ada beberapa manfaat kesehatan lain yang diakui dari karnivora.
Di bawah ini, terdapat daftar beberapa hal yang menurut para penggemar diet karnivora sangat menguntungkan bagi kesehatan.
Karena diet tinggi protein berpotensi mengurangi peradangan dalam tubuh, beberapa mengalami pengurangan gejala yang terkait dengan kondisi seperti sindrom iritasi usus besar (IBS) dan penyakit crohn.
Sekali lagi, sebagai akibat dari efek potensial diet tinggi protein pada peradangan, beberapa orang yang mengikuti diet karnivora telah mengalami penurunan masalah kulit tertentu seperti rosacea dan eksim.
Saat kita tidak mengonsumsi karbohidrat, maka tubuh tidak memiliki apa pun untuk dibakar kecuali dirinya sendiri.
Jadi, melalui diet karnivora yang banyak protein, kita akan membakar lemak lebih cepat dibandingkan jika kita banyak mengonsumsi karbohidrat.
Tapi, sebelum kita mengubah kebiasaan makan dengan beralih ke diet karnivora saja, penting bagi kita untuk berbicara dengan dokter terlebih dahulu.
Karena makan terlalu banyak daging atau hanya mengonsumsi daging saja bisa menyebabkan kolesterol tinggi, penyakit kardiovaskular, dan bahkan menggagalkan rencana kehamilan.
Baca juga: Sedang Tren di Internet, Apa Itu Diet Karnivora Murni?
Turocy menuturkan, diet karnivora harus benar-benar dihindari oleh siapa saja yang memiliki riwayat tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, stroke, atau penyakit kardiovaskular.
Dan sayangnya, dia juga tidak merekomendasikan diet ini dilakukan untuk meningkatkan kesuburan karena bisa berbahaya bagi kehamilan yang sehat.
"Makan daging mentah sebagai bagian dari diet karnivora bisa berpotensi berbahaya terutama bagi orang yang mencoba untuk hamil," kata dia.
Menurut dia, orang yang mencoba untuk hamil mungkin tidak tahu kapan mereka hamil pada trimester pertama yang merupakan waktu kritis untuk perkembangan organ bayi.
Sementara, makan daging mentah menempatkan wanita pada risiko beberapa jenis keracunan makanan yang paling serius.
"Jika kita terinfeksi saat hamil, kita dapat dengan mudah menularkan penyakit ke bayi yang juga bisa meningkatkan risiko keguguran, lahir mati, dan cacat lahir," imbuh dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.