KOMPAS.com - Saat anak melakukan sesuatu yang baik, biasanya orangtua akan memujinya dengan mengatakan, “Wah, kamu pintar banget!”
Namun, apakah memuji anak dengan kata “pintar” itu baik untuk perkembangan dan self-esteem anak?
Justru sebaliknya.
Sebuah penelitian yang diterbitkan di Journal of Personality and Social Psychology menunjukkan bahwa memuji anak dengan kata “pintar” dan bukan memuji usaha anak, kerap diasosasikan dengan konsekuensi negatif,
Pertama, penelitian menemukan bahwa, ketika anak dipuji dengan kata "pintar," ia cenderung kurang tertarik pada proses pembelajaran dan lebih tertarik pada kinerja dirinya sendiri dan orang lain, berbeda dengan anak-anak yang dipuji atas usahanya.
Selain itu, ketika menghadapi kegagalan, anak yang dipuji karena “pintar” cenderung menyalahkan dirinya karena tidak cukup pintar. Akhirnya, ia akan lebih mudah tergoda untuk menyerah begitu saja.
Di sisi lain, anak yang dipuji karena kerja kerasnya cenderung menyimpulkan bahwa ia hanya perlu bekerja lebih keras ketika dirinya gagal.
Artinya, anak cenderung lebih gigih.
Anak yang dipuji dengan kata “pintar” juga cenderung melihat kecerdasan sebagai sesuatu yang tidak dapat diubah, sementara anak yang dipuji karena “kerja keras” lebih termotivasi untuk terus belajar atau berusaha menjadi lebih baik.
Bahkan, anak yang dipuji "pintar" lebih berpotensi menyontek.
Baca juga: Jangan Hanya Memuji Anak Cantik atau Pintar
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.