Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Buruk untuk Kesehatan, Jangan Tidur Lagi Setelah Sahur!

Kompas.com - 21/04/2022, 09:50 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Nika Halida Hashina dan Ristiana D. Putri

KOMPAS.com - Bangun pada waktu dini hari untuk sahur jelas berat bagi kita yang terbiasa memiliki waktu tidur cukup. Sebenarnya, hal ini dapat disiasati dengan tidur lebih awal. Akan tetapi, kebanyakan orang Indonesia tidak melakukannya.

Waktu sahur sendiri berlangsung antara pukul dua dini hari hingga berhenti saat azan Subuh. Pada waktu itu, kita harus mengonsumsi sesuatu untuk memenuhi kebutuhan asupan ketika berpuasa selama 13 jam.

Ternyata, kombinasi antara kurangnya jam tidur dan makanan berat dengan kandungan yang bermacam-macam sering kali membuat kita mengantuk.

Hal ini dibahas dalam siniar Obrolan Meja Makan bertajuk “Tips Mengusir Kantuk Setelah Makan Sahur” di Spotify. Nyatanya, ini bersumber dari berbagai faktor yang tanpa kita sadari penyebabnya.

Lantas, kenapa kita bisa mengantuk setelah makan sahur ya?

Faktor Penyebab Rasa Kantuk Setelah Makan

Melansir Rises Science, istilah teknis untuk rasa kantuk yang muncul setelah makan disebut sebagai "food coma" atau tanda tubuh yang seolah mengisyaratkan agar kita tertidur. Secara fisiologis, pergeseran aliran darah dan fluktuasi hormonal dapat menyebabkan hal ini.

Baca juga: Tips Jaga Kebugaran di Tengah Padatnya Rutinitas

Sementara itu, beberapa ilmuwan percaya bahwa tidur setelah makan disebabkan oleh pergeseran aliran darah yang menjauh dari otak ke usus kecil. Atau bisa juga merujuk pada hormon yang dihasilkan dari makan dan terlibat dalam pencernaan.

Cholecystokinin adalah hormon peptida yang dilepaskan saat kita makan, dapat menyebabkan rasa kantuk. Hormon peptida ini merupakan hormon dari protein dalam beragam ukuran.

Protein yang disintesis lalu disisipkan ke dalam vesikel untuk sekresi, dilipat, dan diproses melalui proteolisis atau pemecahan protein.

Dapat dikatakan bahwa protein mungkin bisa menjadi salah satu penyebab rasa kantuk. Namun, bukan hanya protein, makanan lainnya dengan kandungan yang berat, berlemak, atau manis bisa juga menjadi penyebabnya.

Selain itu, rasa kantuk yang terus-menerus juga bisa terkait dengan tidak tercapainya pola sirkadian yang normal.

Melansir Kompas.com, ritme sirkadian bekerja untuk memasikan semua fungsi dan proses tubuh berjalan maksimal selama 24 jam. Pada manusia, ritme inilah yang mengordinasikan sistem mental dan fisik di seluruh tubuh.

Ritme ini bekerja dengan cara sel-sel otak merespons isyarat lingkungan, yakni gelap dan terang. Respon tersebut ditangkap oleh mata yang kemudian dikirimkan dalam bentuk sinyal ke sel-sel tubuh sebagai isyarat kapan waktunya kita terbangun dan tidur.

Baca juga: Bahaya Mengasuh Anak dengan Pengalaman Masa Lalu

Artinya, pola tidur yang tidak teratur juga dapat membuat kita cepat terserang rasa kantuk. Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan untuk memajukan waktu tidur dari biasanya selama puasa. Hindari juga mengonsumsi kopi sebelum tidur agar kita tak terjaga.

Jangan lupa untuk membuat lingkungan tidur senyaman mungkin, seperti mematikan lampu. Hal ini dilakukan agar mata kita merespons situasi dan memberikan sinyal ke tubuh untuk tidur.

Akibat Jika Tidur Setelah Makan Sahur

Dilansir dari Rogel Cancer Center Michigan Medicine, Mark B. Orringer, profesor dan kepala bedah ortoraks di University of Michigan, tidak menganjurkan berbaring setelah makan.

Hal ini dikatakan dapat membuat isi lambung naik kembali ke kerongkongan dan mengakibatkan asam lambung atau GERD. Ini terjadi karena katup antara kerongkongan dan lambung tidak berfungsi dengan baik.

Cara kita memetabolisme makanan tiap individu memang bervariasi, biasanya sekitar tiga jam. Faktanya, asupan makanan juga berpengaruh pada isyarat sirkadian.

Hal ini sering berpotensi menyebabkan kekurangan energi dan penambahan berat badan atau obesitas. Seiring waktu, ketidakselarasan sirkadian ini dapat memiliki efek metabolisme yang merugikan, seperti meningkatkan risiko diabetes tipe 2.

Baca juga: 8 Tanda Kamu Memiliki Kepercayaan Diri yang Rendah

Pengaturan waktu untuk makan dan tidur yang tepat dapat memudahkan kita tidak lagi merasa kantuk setelah mendapatkan tidur cukup. Atur juga asupan makanan agar terhindar dari penyakit dan tetap bisa dengan lancar menjalani puasa.

Makan dengan batasan waktu telah terbukti lebih mendukung pencernaan alami tubuh. Hal ini juga dapat membantu tidur lebih nyenyak.

Jika setelah memperbaiki hal-hal yang telah disebutkan tetapi masih mengantuk, coba untuk perbanyak minum air putih agar tubuh dapat terhidrasi dengan baik.

Kita juga bisa berolahraga ringan seperti berjalan kaki di pagi hari atau menjelang berbuka puasa.

Melakukan aktivitas seperti berjalan kaki dapat melancarkan denyut nadi, melancarkan oksigen ke otak, hingga meningkatkan kewaspadaan.

Simak tips dan trik lainnya seputar kehidupan berkeluarga dalam siniar Obrolan Meja Makan episode bertajuk “Tips Mengusir Kantuk Setelah Makan Sahur” hanya di Spotify. Ikuti juga siniarnya agar kamu tak tertinggal tiap ada episode terbaru!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com