Ayah atau ibu yang melakukan kekerasan ini cenderung berteriak, mengamuk, memaki, menghina atau bahkan melempar barang ketika tidak setuju dengan kita.
Baca juga: Alasan Membentak Anak Tidak Berguna, Orangtua Perlu Tahu
"Regulasi emosi yang buruk, kurangnya empati, dan kebutuhan kontrol yang tinggi dapat menyebabkan orang tua melakukan intimidasi," kata Krueger.
Amat disayangkan, kekerasan emosional seperti ini dapat memiliki efek abadi pada anak.
Misalnya, sebuah studi tahun 2021 menemukan bahwa dari semua kemungkinan jenis perlakuan buruk, pelecehan emosional dikaitkan dengan tingkat insiden tertinggi gejala gangguan stres pasca-trauma (PTSD).
Kekerasan emosional cenderung sulit dikenali dibandingkan kekerasan fisik karena tidak meninggalkan jejak kasat mata.
Membatasi kasih sayang dengan enggan bersikap hangat pada anak, memberikan apresiasi, afirmasi dan bentuk cinta lainnya, dengan sengaja, juga bisa menjadi jenis kekerasan yang dilakukan orangtua.
Demikian pula jika orangtua hanya bersikap hangat jika kita sudah melakukan sesuatu sesuai kehendak mereka.
Baca juga: Manfaat Sentuhan Penuh Kasih Sayang untuk Anak
Pengabaian adalah salah satu bentuk kekerasan emosional anak yang paling umum.
Dampaknya bisa sangat merusak kesehatan fisik, mental, dan emosional anak usia dini.
Sebuah tinjauan tahun 2015 menemukan, kekerasan emosional selama masa kanak-kanak terkait dengan respons sistem kekebalan yang buruk dan kesehatan secara keseluruhan di masa dewasa.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.