KOMPAS.com - Beragam studi mengenai hubungan antara diet intermiten dengan penurunan berat badan sudah banyak dibahas.
Hasil sebagian besar studi relatif sama, diet intermiten dinilai bisa membantu penurunan berat badan.
Satu studi dalam Annual Review of Nutrition menemukan, diet puasa ini membantu peserta meningkatkan penurunan berat badan dan metabolisme tubuh.
Juga, peserta dapat membatasi berapa banyak asupan kalori yang dikonsumsi.
Temuan lain dalam studi yang diterbitkan di International Journal of Food Properties mencatat, diet intermiten berpotensi meningkatkan kemampuan individu untuk menangani stres oksidatif dan mengurangi peradangan.
Baca juga: Mengenal Puasa Intermiten dan Manfaatnya untuk Kesehatan
Namun rupanya, ada sisi negatif yang terungkap dari diet ini.
Studi yang dimuat dalam jurnal Frontiers in Nutrition menunjukkan, peserta yang mengikuti pola diet ini biasanya mengalami sakit kepala yang lebih sering.
Sakit kepala itu khususnya dialami peserta pada fase awal mereka menyesuaikan diri dengan pola makan intermiten.
Studi lain yang dipublikasikan dalam jurnal PLoS One mencatat, diet intermiten dapat menyebabkan masalah pencernaan, seperti sembelit dan diare.
Adapun temuan lain juga membuktikan, diet intermiten memengaruhi pelaku diet yang ingin meningkatkan massa otot.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.