Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seefektif Apa Puasa Intermiten Turunkan Berat Badan?

Kompas.com - 01/08/2020, 17:00 WIB
Dian Reinis Kumampung,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber asiaone

KOMPAS.com— Puasa intermiten saat ini menjadi salah satu metode diet paling populer di dunia karena mudah diterapkan dan dipatuhi.

Alih-alih mendikte apa yang boleh dan tidak boleh dimakan, metode diet ini mengatur kapan harus makan.

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk ini. Beberapa orang menggunakan metode 16/8, yang membatasi periode makan setiap hari menjadi hanya delapan jam dan berpuasa 16 jam. Mereka yang memakai metode ini akan makan siang dan makan malam tetapi tidak sarapan.

Ada pula yang berpuasa selama 24 jam hingga dua kali seminggu. Dan beberapa orang lebih suka membatasi kalori mereka hingga 500 atau 600 kalori selama dua hari berturut-turut dalam seminggu.

Baca juga: Fakta soal Diet Puasa yang Mujarab Turunkan Berat Badan

Cara kerjanya

Ini adalah hitungan matematika sederhana. Dengan membatasi jumlah jam makan yang diizinkan, akhirnya kalori yang masuk pun berkurang. Tapi metode ini hanya bisa berlaku jika mereka yang melakukannya menahan diri agar tidak kalap saat jam makan berlaku.

Puasa juga menyebabkan proses lain dalam tubuh terjadi. Misalnya, kadar hormon pertumbuhan manusia meningkat dan kadar insulin turun.

Apa yang diharapkan

“Sama seperti metode diet lainnya, penurunan cepat berat badan dapat terlihat,” kata Louis Yap, ahli diet di Rumah Sakit Mount Elizabeth Novena.

Namun, Louis menyarankan semua orang untuk menambahkan sejumput garam untuk dikonsumsi karena efek dari penurunan berat badan ini adalah tubuh akan kehilangan air dan mungkin merasa dehidrasi.

Jika mereka yang melakukan tidak cukup disiplin, berat badan akan kembali naik dengan cepat.

Baca juga: Mengenal 6 Metode Populer Intermittent Fasting yang Sedang Ngetren

Jika kamu ingin mencobanya

Puasa intermiten aman dilakukan selama kamu mengonsumsi makanan bergizi dan tidak berpantang kelompok makanan apa pun, kata Louis.

Ia menyarankan diet ini diterapkan untuk menurunkan berat badan di tahap awal. Sementara diet yang lebih berkelanjutan dan terkontrol dapat diterapkan dalam jangka panjang untuk pemeliharaan.

Jika berpuasa selama 16 jam sehari terdengar terlalu berat, kamu dapat mencoba versi yang lebih ringan dengan mempertahankan puasa hingga 12 jam sehari sambil makan makanan biasa dalam 12 jam lainnya.

Terlepas dari bagaimana kamu menjalani puasa intermiten, pastikan untuk tetap memasukkan produk susu rendah lemak, buah-buahan segar dan banyak air ke dalam menu makanan sehari-hari.

Dan ketika ragu, berkonsultasilah dengan ahli gizi untuk memastikan apakah kamu mendapatkan keseimbangan nutrisi yang tepat.

Baca juga: Bagaimana Diet Sehat untuk Mencegah Kerusakan Jantung?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber asiaone
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com