Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 8 Mei 2019, 14:14 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com -  Puasa intermiten yang merupakan fenomena baru bagi pecinta diet, telah berkembang menjadi tren kesehatan dan kebugaran yang populer.

Puasa intermiten dilakukan dengan menerapkan periode makan dan puasa secara bergantian.

Pola makan ini sering disebut dengan siklus puasa. Ada beberapa pendekatan efektif untuk puasa intermiten yang semuanya bergantung pada preferensi pribadi.

"Jika ingin mencoba, bersiaplah untuk mencari tahu apa yang terbaik untukmu," kata ahli diet terdaftar Anna Taylor.

Menurutnya, perlu beberapa percobaan untuk memastikan apakah metode tersebut benar-benar baik untuk tubuh kita.

Taylor mengatakan, beberapa orang merasa mudah untuk berpuasa selama 16 jam dan membatasi waktu makan hanya delapan jam sehari, misalnya jam 9 pagi hingga jam 5 sore.

Namun, beberapa orang juga merasa sulit dan perlu memperpendek mode puasa yang dilakukannya.

Baca juga: Wajib Tahu, Manfaat dan Efek Negatif Diet Puasa

Lalu, apakah puasa intermiten benar-benar baik untuk tubuh kita?

Beberapa penelitian telah menunjukkan manfaat puasa intermiten, seperti menurunkan berat badan, menurunkan tekanan darah, dan meningkatkan kesehatan metabolisme.

Namun, masih perlu penyelidikan lebih, terutama mengenai hasil jangka panjang untuk puasa intermiten. Selain itu, juga diperlukan aspek berkelanjutan.

Tidak semua orang cocok dengan pembatasan kalori secara ketat atau tidak makan untuk waktu yang lama pada suatu waktu.

Beberapa penelitian bahkan menunjukkan mereka yang melakukan puasa intermiten biasanya kurang konsisten dibandingkan dengan mereka yang mencoba menurunkan berat badan dengan diet yang lebih tradisional.

Baca juga: Perhatikan, 6 Efek Samping Diet Puasa dan Solusinya

Namun, puasa intermiten telah terbukti sebagai bentuk penurunan berat badan yang efektif. Hal yang sama berlaku juga untuk pola diet seimbang yang dikombinasikan dengan olahraga.

Satu studi menunjukkan puasa intermiten tidak lebih efektif dalam mendukung penurunan berat badan atau meningkatkan gula darah daripada pendekatan seimbang lainnya.

"Penurunan berat badan untuk semua orang dilakukan dengan pendekatan yang berbeda," kata Taylor.

Jika satu pendekatan mungkin bisa bermanfaat jangka panjang untuk beberapa orang, menurut Taylor, hal itu belum tentu berlaku untuk diri kita.

Jika kita ingin mencoba puasa intermiten, Taylor menyarankan agar kita mencari tahu bagaimana kita akan memasukkan gaya makan ini ke dalam hidup kita, terutama ketika menyangkut hal-hal seperti acara sosial dan aktivitas fisik.

Berikut berbagai metode puasa Intermiten menurut Taylor.

1. Metode 5:2

Metode ini berfokus pada membatasi asupan kalori sebesar 500 kalori selama dua hari dalam seminggu.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau