KOMPAS.com - Kita semua pernah menghadapi masalah susah tidur. Tetapi hati-hati jika kita hal ini sering terjadi dan masalah ini berlanjut ke hari berikutnya.
Susah tidur yang terjadi secara terus-menerus berpotensi menyebabkan penurunan kognitif dan peningkatan perasaan depresi, kecemasan, serta kelelahan.
Ketika tidur, tubuh akan menghilangkan produk limbah beracun dan meningkatkan sistem kekebalan.
Selain itu, tidur juga merupakan kunci untuk konsolidasi memori, di mana segmen memori baru berdasarkan pengalaman kita ditransfer ke memori jangka panjang.
Baca juga: Susah Tidur Setelah Nonton KKN di Desa Penari? Ini Solusinya
Dengan kuantitas dan kualitas tidur yang optimal, kita memiliki lebih banyak energi dan kesejahteraan yang lebih baik, serta dapat mengembangkan kreativitas.
Studi terbaru yang dimuat di jurnal Nature Aging menunjukkan beragam manfaat yang bisa didapat jika kita memiliki tidur yang lebih baik.
Ketika melihat bayi berusia 3-12 bulan, para peneliti mencatat, tidur yang lebih baik dikaitkan dengan hasil perilaku lebih baik di tahun pertama kehidupan mereka.
Hasil ini seperti kemampuan beradaptasi dengan situasi baru, atau mengatur emosi secara efisien.
Kedua kemampuan tersebut merupakan pondasi awal yang penting untuk kognisi, termasuk fleksibilitas kognitif ( kemampuan kita mengubah perspektif) yang dikaitkan dengan kesejahteraan di kemudian hari.
Baca juga: Apakah Tidur 8 Jam Ideal bagi Orang Dewasa?
Tidur secara teratur juga dikaitkan dengan default mode network (DMN) otak yang melibatkan bagian otak yang aktif ketika kita bangun namun tidak terlibat dalam tugas tertentu.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.