Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 6 Mei 2022, 20:30 WIB
Gading Perkasa,
Sekar Langit Nariswari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sering mendengar aturan yang mengatakan orang dewasa harus tidur delapan jam setiap malam?

Sepertinya, aturan itu tidak lagi berlaku ketika seseorang mencapai usia tertentu.

Tim peneliti dari University of Cambridge di Inggris dan Fudan University di China menemukan, tujuh jam merupakan waktu tidur yang ideal bagi orang paruh baya dan lansia.

Pada studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature Aging ditunjukkan, waktu tidur tujuh jam dapat menghasilkan performa kognitif dan kesehatan mental yang baik.

Para peneliti memeriksa data dari hampir 500.000 peserta berusia 38-73 tahun.

Kemudian, mereka menemukan kurang tidur dan tidur terlalu banyak dikaitkan dengan gangguan performa kognitif dan kesehatan mental yang lebih buruk.

Baca juga: Fenomena Sulit Tidur Masyarakat Korea Selatan, Ada Faktor Sejarahnya

Dalam studi ini, peserta melaporkan seperti apa pola tidur mereka dan menjawab pertanyaan seputar kesejahteraan dan kesehatan mentalnya.

Selain itu, peserta juga menyelesaikan rangkaian tugas kognitif yang menguji kecepatan pemrosesan, perhatian visual, memori, dan keterampilan memecahkan masalah.

Hasilnya, mereka yang tidur tujuh jam melakukan tugas tersebut lebih baik secara keseluruhan.

Satu hal yang perlu ditekankan, sekitar 94 persen peserta dalam studi ini adalah orang-orang berkulit putih.

Artinya, tidak diketahui apakah hasil itu juga akan sama pada orang dengan kulit berwarna dan latar belakang etnis atau budaya lainnya.

Baca juga: Studi: Banyak Orang Senang Tidur dengan Hewan Peliharaan

Faktor penting lainnya yaitu konsistensi. Hasil terbaik diperoleh peserta yang hanya menunjukkan sedikit fluktuasi dalam pola tidur mereka, dan yang tidur selama tujuh jam.

"Mendapatkan tidur malam yang baik merupakan sesuatu yang penting di segala tahap kehidupan, terutama seiring bertambahnya usia."

Demikian dikatakan Barbara Sahakian, yang merupakan profesor di Cambridge University, dan co-author studi tersebut.

Ilustrasi kurang tidur, akibat kurang tidur, kurang tidur menyebabkan, penyebab kurang tidur, cara mengatasi kurang tidur. Shutterstock/Antonio Guillem Ilustrasi kurang tidur, akibat kurang tidur, kurang tidur menyebabkan, penyebab kurang tidur, cara mengatasi kurang tidur.
Menurut para peneliti, kurang tidur berpotensi menghambat proses otak untuk membersihkan diri dari racun.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau