Sebaliknya, mereka akan menggunakan pendekatan non-apology jika sudah melakukan kesalahan.
Baca juga: 6 Cara Meminta Maaf yang Baik
Tim peneliti membandingkan pola permintaan maaf antara peserta yang diminta menggunakan salah satu dari dua pendekatan: merasa memiliki kekuasaan (BAS) atau merasa orang lain memegang kendali atas mereka (BIS).
Sebanyak 128 peserta yang dilibatkan merupakan mahasiswa, dengan rata-rata usia 20 tahun.
Dalam pendekatan BAS, peserta diinstruksikan untuk memikirkan situasi di mana mereka memiliki kendali atas orang lain.
Kemudian pada pendekatan BIS, pihak yang memegang kendali diubah (bukan peserta), sehingga peserta mengingat saat mereka menerima perlakuan dikendalikan orang lain.
Berikutnya, setiap peserta membaca skenario di mana mereka diminta membayangkan posisi sebagai pelanggar (orientasi BAS).
Dalam sebuah pesta, mereka meninggalkan teman kencan untuk bermesraan dan menari dengan orang lain.
Pasangannya yang melihat perilaku tersebut mengusir mereka pergi.
Dari situ, peserta menilai diri mereka terkait kemungkinan untuk meminta maaf pada pasangan dengan poin-poin seperti mengakui tindakan, menyesal, mengaku bertanggung jawab, dan mengucapkan maaf.
Sedangkan, poin-poin yang mendeskripsikan respons non-apology termasuk kemungkinan menjadi defensif, membuat alasan, dan menyalahkan korban.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.